Efek Inflasi Mulai Gerogoti AS, Perak Diburu Investor
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia terpantau menguat pada perdagangan siang hari ini. Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) melemah diikuti imbal hasil obligasi yang membuat perak berkilau.
Pada Jumat (20/5/2022) pukul 13.40 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 22.03/ons, naik 0,62% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Turunnya mata uang Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi membuat perak kembali berkilau. Pada perdagangan Kamis, harga perak dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.841,72 per troy ons. Menguat 1,44%.
Dollar Indexyang mengukurgreenbackterhadap enam mata uang utama, melemah 0,91% ke level 102,869 pada perdagangan kemarin. Ini jadi katalis positif bagi perak yang dibanderol dengan dolar AS karena membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Di sisi lain,yield surat utang pemerintah AS terus turun dari level tertingginya di 3,2%. Kemarintercatat2,8370%.
Meskipun jumlah orang Amerika yang menganggur berada pada level terendah sejak 1969 pada awal Mei, klaim pengangguran mingguan secara tak terduga naik minggu lalu. Klaim tunjangan pengangguran baru tercatat sebanyak 218.000 dalam sepekan terakhir, naik dari 197.000 dari minggu sebelumnya. Menjadi indikasi bahwa inflasi memiliki dampak besar.
Perak dianggap sebagai lindung nilai inflasi. Namun, logam mulia harus berjuang dengan dolar sebagai tempat berlindung yang aman akhir-akhir ini mengingat sikap kebijakan agresif Federal Reserve AS untuk melawan lonjakan harga. Perak batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung tidak disukai ketika suku bunga naik.
Lebih lanjut membantu daya tarik logam safe-haven, pasar ekuitas global tergelincir lebih jauh karena tanda-tanda baru perlambatan pertumbuhan menyebabkan investor menjual saham dan pindah ke aset safe-haven.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)