Allo Bank jadi SuperApp, Bukan Bakar Duit tapi Cetak Duit

Teri Purwanti, CNBC Indonesia
Jumat, 20/05/2022 10:49 WIB

Jakarta, CNBC Indoensia - Kecenderungan perusahaan digital mengalokasikan banyak dana untuk mengakuisisi atau memelihara loyalitas nasabah atau pelanggan, yang dikenal dengan istilah bakar uang, menjadi sentimen negatif bagi banyak saham perusahaan teknologi yang tercatat di bursa.

Hal ini menjadi pelajaran penting bagi PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang bermimpi menjadi bank digital terbesar di Indonesia. Allo Bank tidak akan menggunakan cara tersebut, tetapi akan memberikan insentif berupa layanan menyeluruh bagi semua aspek kehidupan. 

Chairman CT Corp, Chairul Tanjung menegaskan, Allo Bank yang didukung ekosistem yang besar harus segera mencetak keuntungan.


"Kami beda, bukan digital yang bakar duit, tapi cetak duit," ujar CT saat konferensi pers Grand Launching Allo Bank, Kamis (19/5/2022).

Target itu sejalan dengan strategi online to offline alias O2O dalam ekosistem Allo Bank. Strategi ini menurut CT, sapaan akrab Chairul Tanjung, adalah sebuah keniscayaan jika melihat perkembangan saat ini.

Sebab, selama tidak ada barang dan jasa, perusahaan online tidak ada keuntungan karena harus ambil barang dan jasa dari orang lain. Pada saat yang sama, ada perusahaan saingan yang bakar uang jadi harga lebih murah. Tapi, kalau ini dilakukan terus menerus akan merugi.

"Kalau nggak untung, pasar akan melakukan penghukuman kepada perusahaan digital," kata CT.

Optimisme perolehan keuntungan itu juga mempertimbangkan rekan bisnis yang ada di dalam ekosistem Allo Bank. Sejumlah nama besar ada di sini.

Selain PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), ada AlloFresh, Frab, Traveloka, Indogrosir, Superindo hingga Indomaret. Integrasi bisnis dari para mitra ditu ditargetkan bisa dimulai tahun ini.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hi-2025, Laba Bersih Allo Bank Melonjak 27%

Pages