Top Gainers-Losers

Selamat! NFCX-ARTO Jadi yang Tercuan, Siapa yang Terboncos?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
20 May 2022 06:55
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Adapun saham-saham yang masuk ke jajaran top losers di antaranya saham emiten properti, ritel, dan teknologi. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Di posisi pertama terdapat saham emiten pengelola bar dengan nama Lucy in The Sky yang juga dimiliki oleh artis Wulan Guritno, yakni PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY). Saham LUCY ditutup anjlok hingga 8,33% ke posisi harga Rp 110/saham kemarin.

Nilai transaksi saham LUCY pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 2,21 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 19,5 juta lembar saham.

Sebelumnya pada 25 April lalu, PT Delta Wibawa Bersama (DWB) mengambilalih saham yang dimiliki Felly Imransyah, sehingga pemilik atau pengendali LUCY pun resmi berganti.

Dalam keterangannya, LUCY menyebut DWB sudah mengambil saham dari Felly Imransyah sebanyak 266.793.750 unit. Jumlah ini setara 25,78% saham LUCY.

Pengambilalihan dilakukan dengan harga Rp 107 per unit, dan harga belinya mencapai Rp 28,54 miliar. Aksi ini membuat total saham DWB di LUCY menjadi 33,07%.

"Pengambilalihan tersebut menyebabkan DWB menjadi pemegang saham Perseroan dengan kepemilikan sejumlah 342.281.250 saham atau sebesar 33,07% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan," tulis LUCY, dikutip Senin (25/4/2022).

DWB mengklaim sebagai perusahaan yang bergerak di bidang usaha real estate. Perusahaan ini mayoritas sahamnya dikuasai Dimas Wibowo.

Perusahaan ini dipimpin oleh Irianto dan Komisarisnya merupakan eks Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti. Atas aksi yang dilakukan DWB, kini Felly Imransyah tidak lagi memiliki saham di LUCY.

Selain itu, saham emiten peritel pemilik waralaba Hypermart yakni PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) juga masuk ke jajaran top losers kemarin, di mana sahamnya ditutup ambles 6,92% ke level harga Rp 242/saham dan menyentuh level auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham MPPA kemarin mencapai Rp 35,58 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 145,72 juta lembar saham. Investor asing melego saham MPPA sebesar Rp 1,97 miliar di pasar reguler.

Koreksi terjadi di tengah buruknya kinerja perseroan kuartal pertama tahun ini. MPPA membukukan penjualan sebesar Rp 1,69 triliun di sepanjang kuartal I-2022.

Angka ini lebih tinggi 9,2% jika dibandingkan dengan kuartal I-2021, dengan pertumbuhan penjualan sebesar 5,2%. Meski demikian, perseroan masih memikul rugi bersih senilai Rp 109,16 miliar.

Selain itu, saham MPPA juga terkena jual di tengah aksi jual saham ritel di Amerika Serikat (AS) pada Rabu lalu waktu AS. Saham emiten peritel Target dan Walmart dilego besar-besaran menyusul kekhawatiran investor akan inflasi tinggi yang mengurangi laba perusahaan dan permintaan konsumen.

Selain saham LUCY dan MPPA, saham emiten properti milik konglomerat Singkawang yakni PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) juga masuk ke jajaran top losers kemarin, di mana harga sahamnya ambrol 6,92% ke level Rp 148/saham. Saham WINR pun terkena level ARB kemarin.

Nilai transaksi saham WINR kemarin mencapai Rp 117,14 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 772,55 juta lembar saham. Asing juga melego saham WINR sebesar Rp 711,46 juta di pasar reguler.

Melantai di BEI pada Senin, 25 April lalu, WINR melepas 1,5 miliar saham kepada publik, setara 28,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular