
Selamat! NFCX-ARTO Jadi yang Tercuan, Siapa yang Terboncos?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (19/5/2022) kemarin, di tengah memerahnya bursa saham global.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,44% ke level 6.823,335.
Sebelum sukses mempertahankan penguatan, IHSG sempat terpelanting ke zona merah bahkan sempat menyentuh level psikologis 6.600 pada awal perdagangan sesi I kemarin. Namun pada sekitar pukul 10:00 WIB kemarin, IHSG akhirnya mampu bangkit hingga penutupan perdagangan.
Nilai transaksi indeks pada kemarin mencapai sekitaran Rp 18 triliun dengan melibatkan 27 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 190 saham naik, 338 saham turun, dan 149 saham flat.
Meski berhasil bertahan di zona hijau, tetapi investor asing kembali melakukan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 265,64 miliar di seluruh pasar.
Di tengah menghijaunya kembali IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.
![]() |
Saham emiten bank digital berkapitalisasi pasar besar (big cap) yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang sebelumnya ambles dan mencetak auto rejection bawah (ARB) selama tujuh hari beruntun, pada perdagangan kemarin berhasil melonjak dan masuk ke jajaran top gainers.
Saham ARTO ditutup melonjak 19,79% ke level harga Rp 8.475/saham. Nilai transaksi saham ARTO kemarin terbilang besar yakni mencapai Rp 1 triliun dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 128,79 juta lembar saham. Investor asing masih melepas saham ARTO sebesar Rp 89,88 miliar di seluruh pasar.
Amblesnya saham ARTO dalam tujuh hari beruntun disebabkan oleh kinerja keuangan perusahaan, yang meski membaik dari periode secara tahunan tetapi masih di bawah ekspektasi analis.
Pada kuartal I/2022, Bank Jago mencetak laba bersih Rp 19 miliar, berbalik dari setahun sebelumnya ketika merugi Rp 38 miliar.
Meski demikian, laba tersebut turun signifikan (-84%) dari kuartal sebelumnya akhir tahun lalu. Laporan riset Ciptadana Sekuritas Asia menyebut bahwa laba kuartal pertama tersebut juga lebih rendah dari perkiraan internal Ciptadana dan konsensus pasar secara keseluruhan.
Namun demikian, prospek Bank Jago sebagai bank digital dinilai masih terlihat potensial di mana ekonomi digital Indonesia diproyeksikan memberikan kontribusi terhadap GDP pada 2025.
Selain saham ARTO, terdapat pula saham emiten teknologi informasi, digital, dan telekomunikasi yakni PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yang harga sahamnya ditutup melejit 20,06% ke posisi harga Rp 5.775/saham.
Nilai transaksi saham NFCX pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 116 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 25,4 juta lembar saham. Asing memburu saham NFCX sebesar Rp 65,26 miliar di pasar reguler.
Saham NFCX masuk ke jajaran top gainers karena nilai transaksinya yang cukup besar dan asing yang memborong sahamnya.
Secara kinerja keuangan, NFCX berhasil membukukan kinerja keuangan yang kuat pada tahun 2021 baik untuk total pendapatan maupun pendapatan bersih.
Pendapatan NFCX tumbuh sebesar 17,0% menjadi Rp 8,9 triliun secara tahunan pada tahun 2021, dari sebelumnya sebesar Rp 7,6 triliun pada tahun 2020.
Kontributor pertumbuhan utama berasal dari iklan cloud digital, segmen aggregator produk digital, serta tambahan tiga aliran pendapatan baru dari energi bersih, grosir digital, dan konten serta hiburan.
Adapun laba bersih NFCX pada tahun 2021 tumbuh sebesar 577% menjadi Rp 162 miliar, dari sebelumnya pada tahun 2020 sebesar Rp 24 miliar.
Selain saham ARTO dan NFCX, terdapat pula saham emiten Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan dan penyediaan tenaga listrik, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) atau dapat disebut sebagai saham 'termahal' kedua secara nominal di bursa.
Saham DSSA ditutup melompat 20% ke level Rp 39.600/saham kemarin. Nilai transaksi saham DSSA kemarin mencapai Rp 144,73 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 3.900 lembar saham. Asing melego saham DSSA sebesar Rp 4,55 juta di pasar reguler.