
Ini Daftar Inflasi Gila-gilaan Negara Utama Dunia, RI Masuk?

Pada Senin (9/5/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indonesia sebesar 0,95% (month to month/mtm) pada April 2022, atau tertinggi sejak Januari 2017. Secara tahunan (year on year/YoY), inflasi Indonesia melesat ke 3,47% atau tertinggi sejak Agustus 2019. Inflasi tahunan tersebut semakin mendekati batas atas target BI yaitu 4%.
BPS juga mencatat inflasi inti pada April menembus 2,6% (YoY) yang merupakan rekor tertinggi sejak Mei 2020 atau dua tahun lalu di mana pada saat itu inflasi inti mencapai 2,65%.
Sampai hari ini, inflasi di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi sejak 4 tahun 6 bulan yang lalu, lonjakan inflasi tersebut terbilang cukup rendah ketimbang dengan negara-negara lainnya di dunia.
Sejumlah ekonom mengatakan inflasi yang melonjak di April didorong oleh faktor musiman bulan Ramadhan, kenaikan harga BBM, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), serta melesatnya harga komoditas pangan akibat perang Rusia-Ukraina.
Sebagai catatan, awal bulan Ramadhan dimulai pada 3 April 2022. Per 1 April 2022, pemerintah juga menaikkan harga Pertamax serta PPN sebesar 1% menjadi 11%. Harga Pertamax pada 1 April lalu yakni menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo memastikan respon kebijakan BI akan sangat tergantung dari penyebab inflasi. Bank sentral akan juga melakukan sejumlah upaya untuk meredam inflasi termasuk dengan memperkuat kerja sama dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah.
"BI terus memonitor resiko inflasi ke depan, besaran dan timing dari respons kebijakan moneter akan tergantung pada faktor-faktor penyebab inflasi. Jika tekanan inflasi, khususnya inflasi inti, dipandang permanen dan akan melampaui sasaran, BI siap mengambil langkah-langkah berikutnya termasuk penyesuaian suku bunga," tutur Dody, Selasa (10/5/2022),.
Dengan melihat daftar tersebut, di mana Indonesia ada di urutan buncit negara dengan rekor inflasi tertinggi sepanjang sejarah masing-masing, bisa disimpulkan bahwa kondisi perekonomian masih baik-baik saja. Setidaknya, belum ada pukulan dari kenaikan harga pangan dan energi dunia akibat perang Rusia-Ukraina.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)[Gambas:Video CNBC]