Dollar AS Nanjak, Harga Perak Bergerak Menyamping

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
18 May 2022 17:25
Petugas menunjukkan cincin perak di pasar mas Cikini, Senin, 22/11. Harga perak dunia turun pada perdagangan ini di tengah kebimbangan antara potensi inflasi yang lebih tinggi dan sikap The Fed yang menahan suku bunga. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 15,0200/troy ons, turun 0,12% . Pantauan CNBC Indonesia di lokasi. Harga perak terpantau stabil Di toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu. Di Toko Yossi berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak bergerak datar pada perdagangan hari ini di tengah tekanan dolar dan imbal hasil obligasi yang mulai merangkak naik.

Pada Rabu (18/5/2022) pukul 15.15 WIB harga perak dunia di pasar spot bertahan di US$ 21.62/ons.

Perak bertahan di tengah ketegasan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) untuk menjaga sikap agresif dalam menaikkan suku bunga. Hal ini menjaga dollar index dan imbal hasil utang pemerintah AS

Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,25% ke level 104,621 pada perdagangan kemarin.Ini membuat perak yang dibanderol dengan dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Di sisi lain, yield surat utang pemerintah AS mulai menanjak dan mendekati level 3%. Yield tercatat 2,9696%.

Perak sejatinya adalah lawan dari inflasi, melindungi nilai aset dari pelemahan mata uang. Akan tetapi yield obligasi yang tinggi membuat perak yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tidak menarik.

Akan tetapi, perak tak hanya berfungsi sebagai lindung nilai atau instrumen hedging. Perak juga dipakai sebagai logam industri.

Ancaman resesi karena inflasi yang tinggi membuat industri menjadi tertekan. Membuat ekspektasi permintaan perak dari industri pun menurun. Ketika permintaan turun, harga mengikuti.

"Perak telah menemukan dirinya terjebak dalam aksi jual yang lebih luas dalam ekuitas dan emas, dihukum karena menjadi logam industri pada saat perkiraan pertumbuhan sedang dipangkas," ujar Rupert Rowling, analis pasar di Kinesis Money.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Roman-romannya Inflasi AS Makin Hot, Perak Makin Top Deh...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular