Bitcoin dkk Menguat Lagi, Kripto Mulai Pulih?

chd, CNBC Indonesia
18 May 2022 11:05
Ilustrasi Bitcoin (Photo by André François McKenzie on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Bitcoin (Photo by André François McKenzie on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas kripto utama terpantau menguat pada perdagangan Rabu (18/5/2022), di mana pasar kripto masih melewati periode yang bergelombang pada pekan ini.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:05 WIB, Bitcoin menguat 0,62% ke level harga US$ 30.152,28/koin atau setara dengan Rp 441.429.379/koin (asumsi kurs Rp 14.640/US$), Ethereum melaju 1,63% ke level US$ 2.069,62/koin atau Rp 30.299.237/koin.

Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) yakni Cardano melesat 1,09% ke US$ 0,5679/koin (Rp 8.314/koin), dan Solana melejit 3,07% ke US$ 56,29/koin (Rp 824.086/koin).

Sedangkan token stablecoin Tether (USDT) naik tipis 0,01%, USD Coin (USDC) turun tipis 0,01%, dan Binance USD (BUSD) terkoreksi tipis 0,03%.

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Kripto

Pekan yang berombak di pasar kripto pun berlanjut pada pekan ini, di mana Bitcoin bergerak di rentang level US$ 29.000-US$ 30.000 sejak perdagangan awal pekan ini.

Hal ini karena investor masih cenderung berhati-hati, di tengah ketidakpastian akan kondisi makroekonomi global dan belum pulihnya dua token Terra setelah sempat ambruk parah pada pekan lalu.

Beberapa kripto altcoin masih membukukan kinerja kurang baik pada hari ini terhadap Bitcoin, yang menunjukkan selera risiko investor masih lebih rendah, utamanya investor jangka pendek.

Seperti yang terjadi di token Decentraland (MANA) yang masih ambles 3% selama 24 jam terakhir, dibandingkan dengan kinerja Bitcoin yang cenderung mendatar. Meski begitu, sebagian besar altcoin utama kembali pulih pada hari ini, seperti XRP, Cardano, Solana, dan Dogecoin.

Pergerakan kripto yang cenderung pulih sejalan dengan pergerakan saham global yang juga mulai pulih dari zona koreksi sejak perdagangan Selasa kemarin, meski risiko global masih menghantuinya.

Di lain sisi, Indeks Volatilitas CBOE (VIX) Chicago Board Options Exchange, indeks yang mengukur kecemasan pasar berdasarkan opsi indeks S&P 500, telah menurun selama empat sesi perdagangan berturut-turut.

Sementara itu, sentimen dari kejatuhan dua token Terra yakni LUNA dan TerraUSD (UST) masih menjadi sentimen negatif di pasar kripto hingga hari ini.

Utamanya, ambruknya harga UST menjadi awal kejatuhan pasar kripto secara sistemik.

UST sempat menjadi salah satu stablecoin paling populer di dunia dan sempat juga menduduki empat besar stablecoin di dunia setelah stablecoin milik Binance yakni Binance USD (BUSD).

TerraUSD sendiri merupakan proyek stablecoin yang dipatok dengan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Token tersebut menawarkan penyimpanan nilai lebih baik untuk menghindari volatilitas mata uang kripto. Pengembang menawarkan target satu koin senilai US$ 1.

Dengan kata lain, Terra LUNA punya peran yang vital untuk menstabilkan harga dari UST dan mengurangi volatilitas pasar. Saat UST turun sedikit maka LUNA akan dibakar sebagai cara harga bisa stabil.

Saat diterbitkan pertama kali, nilainya mencapai US$ 0,8 per koin. Bahkan, LUNA sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 119,55 per keping pada April lalu. Tak hanya itu saja, LUNA pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ke-6 dengan nilai US$ 40 miliar.

Kini, harganya sudah cukup jauh dari 1 sen dolar AS, di mana berdasarkan data dari CoinMarketCap sekitar pukul 09:05 WIB hari ini, harganya kini menyentuh US$ 0,0001863 per keping, sangat jauh dari harga tertingginya pada April lalu.

Tak hanya LUNA, UST yang seharusnya stabil di US$ 1 per keping, kini harganya hanya berkisar 1 sen dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular