
Harga CPO Naik Tipis, Efek Petani Protes Larangan Ekspor RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis di sesi pembukaan perdagangan pada hari ini, Rabu (18/5/2022), setelah kemarin harga CPO ditutup lebih rendah. Lantas, bagaimana tren hari ini?
Mengacu pada data kepada Refinitiv, pukul 08:40 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.166/ton atau naik 0,82%.
Dengan begitu, harga CPO masih drop 4,79% secara mingguan dan anjlok 2,25% secara bulanan, tapi tetap naik secara tahunan sebesar 43,33%.
Analis Komoditas Reuters, Wang Tao, memprediksikan bahwa harga CPO hari ini akan menguji titik support di MYR 5.984/ton, sehingga penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju MYR 5.843/ton.
![]() |
Kemarin, harga CPO Malaysia berakhir lebih rendah, di tengah meningkatnya ekspektasi pasar terhadap produsen utama CPO dunia yaitu Indonesia untuk segera mencabut larangan ekspor karena protes petani terhadap kebijakan tersebut. Meski demikian, belum ada batas waktu yang jelas kapan ekspor CPO dari Indonesia akan dimulai kembali.
Kontrak minyak sawit acuan di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 0,41% menjadi MYR 6.116/ton atau US$ 1.393,35/ton.
Pasar minyak nabati dunia telah menunggu Indonesia untuk mengakhiri larangan yang telah menaikkan mayoritas harga minyak nabati dan membuat kebingungan di kalangan eksportir dan bahkan memicu protes.
Pada Selasa (17/5), ratusan petani kecil Indonesia melakukan protes menuntut pemerintah untuk mengakhiri larangan ekspor minyak sawit yang telah memangkas pendapatan mereka. Larangan ekspor CPO Indonesia telah berlaku mulai 28 April dan telah memasuki pekan ketiganya.
Seperti diketahui, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto pada beberapa waktu lalu mengatakan bahwa larangan ekspor CPO akan tetap berlaku sampai harga minyak goreng curah turun menjadi Rp 14.000/liter di seluruh negeri.
Namun, jika mengacu kepada data Kementerian Perdagangan, hingga Jumat (13/5) harga minyak goreng curah rata-rata masih di Rp 17.300/liter.
Seperti yang diwartakan oleh Reuters, kelompok petani kecil dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengatakan sejak adanya larangan ekspor CPO, harga buah sawit telah anjlok 70% di bawah harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Tidak hanya itu, Apkasindo juga memprediksikan setidaknya 25% pabrik kelapa sawit telah berhenti membeli buah kelapa sawit dari petani mandiri sejak larangan ekspor diberlakukan. Petani merencanakan akan menggelar aksi protes di 22 provinsi lainnya.
Di tengah kemelut ekspor CPO Indonesia, produsen kedua CPO dunia yaitu Malaysia mulai meningkatkan ekspornya untuk mengisi kekosongan pasokan CPO dunia.
Malaysia juga berencana untuk meningkatkan pangsa pasar minyak nabati setelah serangan Rusia ke Ukraina mengganggu pengiriman minyak bunga matahari dan langkah Indonesia untuk melarang ekspor minyak sawit semakin memperketat pasokan global.
Melansir data Diler Kargo Societe Generale de Surveillance pada Selasa (17/5) bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia periode 1-15 Mei naik 23,9% menjadi 613.649 ton dari 495.096 ton.
Selain itu, Kementerian komoditas Malaysia pada beberapa waktu lalu telah mengusulkan pemotongan pajak ekspor minyak sawit sekitar setengah harga. Malaysia berencana memotong pajaknya, menjadi 4-6% dari 8% saat ini. Keputusan tersebut akan diimplementasikan paling cepat di bulan Juni.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Larangan Ekspor jadi Nyata, Harga CPO Malah Turun Tipis
