Harga CPO Ambles Lebih dari 1%, Minyak Goreng Turun Gak?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
19 May 2022 10:00
FILE PHOTO: A worker shows palm oil fruits at a plantation in Chisec, Guatemala December 19, 2018. REUTERS/Luis Echeverria/File Photo
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok di sesi pembukaan perdagangan pada hari ini, Kamis (19/5/2022). Harga CPO bergerak cukup fluktuatif pekan ini. Pasalnya, harga CPO kemarin ditutup lebih tinggi. Apa pemicunya?

Mengacu pada data kepada Refinitiv, pukul 07:50 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.049/ton atau anjlok 1,39%.

Di sepanjang pekan ini, harga CPO telah terkoreksi 4,62% dan anjlok 4,11% secara bulanan. Meskipun, masih naik 47,11% secara tahunan.

Lantas, bagaimana tren ke depan?

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai harga CPO hari ini akan menguji titik support di MYR 5.984/ton. Penembusan di bawahnya dapat mengerek harga CPO turun ke MYR 5.843/ton.

CPO 19 meiFoto: Refinitiv
CPO 19 mei

Harga minyak sawit berjangka Malaysia berakhir lebih tinggi sedikit pada Rabu (18/5), didukung oleh larangan ekspor CPO Indonesia yang diprediksikan akan lebih lama, meskipun harga CPO masih bertahan di dekat level terendah lima pekannya.

Kontrak minyak sawit acuan di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup naik 18 ringgit atau 0,3% di MYR 6.134/ton (US$ 1.390/ton) dan berada dekat dengan rekor terendah di 11 April lalu di MYR 6.116/ton.

Diketahui, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk melarang ekspor CPO dan produk-produk turunannya pada 28 April 2022, termasuk RPO (red palm oil), RBD (refined, bleached, deodorized) palm olein, pome, dan used cooking oil.

Hal tersebut memicu protes dari petani lokal karena pendapatan mereka terpangkas. Larangan ekspor Indonesia telah memasuki pekan ketiga.

Pemerintah Indonesia mengatakan bahwa larangan ekspor CPO akan tetap berlaku sampai harga minyak goreng (migor) curah turun menjadi Rp 14.000/liter di seluruh negeri.

Penundaan pencabutan larangan ekspor CPO dapat mengakibatkan pembeli beralih ke minyak nabati lainnya, yang terlihat pada harga CPO hari ini yang anjlok di pasar nabati.

"Mengejutkan, larangan minyak sawit Indonesia tidak dapat membantu harga minyak sawit naik banyak karena permintaan tujuan sepi melihat harga sempat tinggi," tutur Anilkumar Bagani Kepala Penelitian Pialang Minyak Sunvin Group yang dikutip dari Reuters.

Kemarin, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memperkirakan harga migor akan stabil setelah program distribusi migor bersubsidi mencapai 10.000 lokasi di seluruh negeri. Sebelumnya, pemerintah meluncurkan skema untuk rumah tangga berpenghasilan rendah untuk membeli hingga dua liter migor sehari dengan harga Rp 14.000/liter (US$ 0,95).

Program tersebut telah mencapai 1.200 lokasi pada Rabu (18/5) dan diharapkan mencapai 2.500 lokasi pada akhir pekan ini. Target 10.000 lokasi diharapkan akan mewakili sekitar 60% hingga 70% pasar Indonesia.

Dia juga menambahkan bahwa harga migor yang terjangkau di dalam negeri akan menjadi syarat untuk setiap pembicaraan pelonggaran larangan ekspor.

"Mudah-mudahan dengan menjangkau 10.000 lokasi di seluruh Tanah Air pada kesempatan paling awal kita dapat menstabilkan keterjangkauan dan ketersediaan migor di seluruh Indonesia. Kami berharap kami dapat mencapai stabilitas pada kesempatan paling awal dan baru setelah itu kami dapat berbicara tentang relaksasi ekspor," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Larangan Ekspor jadi Nyata, Harga CPO Malah Turun Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular