Penurunan Berarti Diskon, Yakin Nggak Mau Serok Saham GOTO?

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
18 May 2022 07:55
GoTo
Foto: Dok GoTo

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengakhiri penurunan beruntun. Setelah harganya terus terpangkas sepanjang pekan kemarin, GOTO parkir dengan kenaikan 3,09% ke level Rp 200 per saham pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (17/5/2022).

Asal tahu saja, pada perdagangan pekan lalu, harga saham GOTO selalu ditutup dengan koreksi di sepanjang 5 hari perdagangan. Pergerakannya ini bahkan membuat GOTO masuk daftar unusual market activity (UMA) atau pergerakan harga yang tidak wajar.

Pada 13 Mei 2022, bahkan harga saham GOTO sempat terlempar dari level psikologis Rp 200/unit dan ditutup di Rp 194/unit. Artinya, nilai kapitalisasi pasar GOTO sudah amblas 42,6% dari saat penawaran umum (IPO).

Perlu diingat, saat IPO harga saham GOTO ditawarkan di Rp 338/unit. Sempat menguat di hari pertama perdagangan, nyatanya harga saham GOTO cenderung bergerak downtrend.

Saat listing sebenarnya GOTO memiliki nilai kapitalisasi pasar yang jumbo dan menjadi terbesar kelima di bursa domestik.

Oleh sebab itu koreksi harga saham GOTO yang sampai menyentuh level auto reject bawah (ARB) pada pekan lalu juga turut memberatkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Koreksi harga saham GOTO terus terjadi sejak tanggal 19 April 2022. Tekanan jual yang massif bahkan membuat skenario greenshoe option digunakan.

Namun sampai dengan dana dari skema stabilisasi tersebut habis dipakai, tekanan jual terhadap saham GOTO masih terus berlanjut.

Hanya saja setelah satu minggu penuh terkoreksi, saham GOTO terpantau rebound pada perdagangan Selasa (17/5/2022).

Pada 09.45 WIB, harga saham GOTO terpantau menguat 11,34% di level Rp 216/unit. Namun saham GOTO sempat terkoreksi dan ambles ke level Rp 181/unit di awal perdagangan. Pagi kemarin asing terpantau mencatatkan net buy sebesar Rp 2,17 miliar di saham GOTO.

GOTO sejatinya bukan satu-satunya saham yang turun. Sepanjang pekan lalu, saham teknologi dunia juga ambles.

Cuma memang, GOTO memiliki kapitalisasi pasar alias market cap yang besar. Sehingga, bobotnya terhadap IHSG pun tak sedikit. Dus, penurunan GOTO berarti penurunan bagi IHSG.

Namun dengan koreksi yang terus merundung saham superapps yang satu ini, bagaimana prospek bisnis GOTO ke depan dan berapa nilai intrinsiknya?

Ada beberapa catatan yang bisa dipetik dari riset Niko Margaronis analis BRI Danareksa Sekuritas. Dalam laporannya, Niko menjelaskan setelah merger dengan Tokopedia pada 2021 GoTo telah mengintegrasikan tiga lini bisnis esensial yaitu on demand, e-commerce dan fintech.

Ketiganya ini akan membuat Gross Transaction Value (GTV) GOTO tumbuh pesat. Niko memperkirakan GTV GOTO dapat tumbuh 30% secara compounding dari 2021-2025.

Lebih lanjut, Niko menjelaskan kalau segmen bisnis e-commerce dan fintech akan memberikan sumbangan positif untuk mencapai breakeven dari sisi Earnings Before Interest and Tax (EBIT) seiring dengan kemampuan GOTO untuk mempertahankan pangsa pasarnya. GOTO sendiri memperkirakan EBIT akan mulai positif pada tahun 2023.

Keunggulan kompetitif lain yang dimiliki oleh GOTO menurut Niko adalah dibeking oleh pemegang saham teknologi global yang sudah punya track record solid membangun bisnis seperti Alibaba, Alphabet, Tencent hingga Microsoft.

GOTO juga akan terus berinovasi di bidang teknologi dengan mengadopsi teknologi blockchain hingga mengembangkan metaverse.

Dalam hal valuasi, Niko menggunakan model Price to Gross Merchandise Value (P/GMV) di masing-masing unit bisnis GOTO.

Valuation multiples yang digunakan adalah 0,8x P/GMV untuk segmen on demand dan e-commerce serta 0,3x untuk segmen fintech dan didapat nilai intrinsik saham GOTO sebesar Rp 400/unit.

Apabila mengacu pada model yang dikembangkan Niko, maka harga saham GOTO sekarang sedang terdiskon sekitar 50% dari harga wajarnya.


(dhf/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rilis Prospektus, Ini 6 Fakta Paling Menarik dari IPO GoTo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular