Kamsia! HargaTembaga Naik Didukung Pelonggaran di China

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
17 May 2022 17:55
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelonggaran pembatasan mobilitas di China mendorong harga tembaga, yang sering digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi global, menguat hari ini.

Pada Kamis (17/5/2022) pukul 16.12 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.381/ton, naik 1% dibandingkan harga penutupan kemarin.

"Laju kenaikan suku bunga kurang lebih sudah diantisipasi sekarang, hal berikutnya yang dipikirkan pasar adalah pembukaan kembali Shanghai karena kasus Covid-19 nol selama tiga hari," kata seorang pedagang logam di Singapura.

"Juga, minyak mentah telah bergerak lebih tinggi dan membantu komoditas bergerak lebih tinggi," kata pedagang itu.

Tembaga, yang digunakan di sektor listrik dan konstruksi, sehingga saat terjadi pelonggaran dapat berpengaruh terhadap permintaan tembaga.

Selain itu, harga tembaga juga didukung oleh dollar index yang turun. Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melemah 0,45% ke level 103,71 pada perdagangan hari ini.

Dollar index yang melemah menjadi sentimen positif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback. Tembaga akan menjadi lebih murah bagi para pemegang mata uang lain sehingga dapat mendorong permintaan. Permintaan naik, harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Bakal Makin Ketat, Harga Timah Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular