
Harga Batu Bara Naik Pekan Lalu, Gimana Nasibnya Minggu Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan harga batu bara pekan ini terpangkas menjadi 1%, setelah pada perdagangan hari terakhir pada Jumat (13/5/2022) harganya terkoreksi nyaris 2%. Hingga akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juni ditutup di level US$ 362 per ton.
Secara keseluruhan, dalam sebulan, harga emas hitam juga masih menguat 12% dan dalam setahun melesat 246%.
Kembali menguatnya harga batu bara pekan lalu masih disokong oleh tingginya permintaan, terutama dari India dan Eropa. Permintaan dari India diperkirakan masih akan tinggi seiring makin menipisnya pasokan di negara tersebut.
Pasokan batu bara di pembangkit listrik India dalam kondisi kritis karena hanya setara dengan delapan hari. Level tersebut jauh di bawah pasokan pada periode yang sama tahun lalu, yakni 16 hari.
Menipisnya pasokan disebabkan lonjakan penggunaan listrik setelah gelombang panas yang mengakibatkan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan melonjak. Kondisi ini langsung berpengaruh terhadap pasokan batu bara.
Untuk menambah pasokan, Kementerian Kelistrikan India sudah mengeluarkan aturan yang mewajibkan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara impor untuk beroperasi dengan kapasitas penuh.
Pemerintah India mendesak dunia usaha di negaranya untuk segera merealisasikan impor batu bara sebanyak 19 juta ton. Tenggat waktunya adalah akhir Juni ini.
Produksi batu bara India sebenarnya meningkat 9% pada Januari-April 2022. Akan tetapi rusaknya jalur kereta api membuat distribusi batu bara terganggu karena jumlah kereta yang mengangkut batu bara tidak bisa ditingkatkan.
Sementara itu, negara-negara Uni Eropa masih mencari pemasok baru untuk batu bara setelah memutuskan untuk melarang impor komoditas tersebut dari Rusia. Selain dari Amerika Serikat dan Kolombia Eropa juga mengincar Botswana sebagai pemasok baru.
Dilansir dari Reuters, Presiden Botswana Mokgweetsi Masisi mengatakan pihaknya sudah menerima permintaan batu bara sebanyak 50.000 ton per bulan dari perusahaan swasta dan pemerintah Eropa. Merujuk data ec.europa.eu, Uni Eropa memproduksi batu bara jenis hard coal (batu bara energi tinggi) sebanyak 57,2 juta ton di tahun 2021.
Namun, konsumsi batu bara jenis tersebut mencapai 160 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan, Uni Eropa mengimpor batu bara dari Rusia ( 56%), Amerika Serikat (175), dan Australia (15%).
