Dijegal Covid dari China, Harga Nikel Longsor 8% Sepekan
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini. Pemicunya adalah permintaan yang lesu seiring dengan karantina wilayah di China.
Pada Jumat (13/5/2022) pukul 15.15 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 27.560/ton, turun 0,9% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Kinerja nikel dunia telah terpukul oleh strategi nol Covid-19 di China. Harga nikel pun sudah longsor 8% dalam seminggu ini.
Strategi nol Covid-19 di China memaksa penutupan wilayah-wilayah guna menekan angka penyebaran. Hal ini sangat berdampak pada rantai pasokan logam industri. Pertama-tama menyebabkan ketidakpastian di pasokan dan selanjutnya mempengaruhi permintaan.
Rumah penelitian Antaike mengatakan lockdown di China menekan konsumsi logam mineral, terutama nikel. Penyebabnya adalah produsen baterai kendaraan listrik mulai memotong bahkan menghentikan produksi.
"Ada dampak yang relatif besar pada permintaan, sebagian karena penurunan pesanan baterai dan pembatasan transportasi domestik," kata Antaike.
"Bagian dari sektor energi baru yang terkonsentrasi di Delta Yangtze dan China tenggara telah terkena dampak parah," tambahnya.
Output katoda nikel bulan lalu turun 5,9% dari Maret di 11.953 ton. Selain Covid-19, penurunan juga disebabkan oleh pemeliharaan oleh beberapa produsen.
Nikel adalah salah satu bahan baku utama dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Sehingga jika produksi baterai EV menurun, permintaan nikel ikut turun.
Persediaan nikel di gudang saat ini memang rendah. Namun dalam beberapa pekan terakhir stabil di 72.000-74.000 ton. Tren turun pun mulai terhenti. Ini jadi indikasi betapa lemahnya permintaan nikel, bahkan saat persediaan di gudang sedikit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)