Jangan Senang Dulu, IHSG Masih Rawan Koreksi di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
13 May 2022 12:33
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound setelah sempat melemah sampai 1% dan hampir terlempar dari level psikologis 6.500.

Level terendah IHSG pada perdagangan hari ini berada di 6.509,88. Namun setelah menyentuh level tersebut, IHSG memberikan perlawanan. Indeks berangsur memangkas pelemahan dan berakhir menguat 0,11% di level 6.606,88 hingga istirahat siang.

Meskipun IHSG berhasil menguat, tetapi net sell asing masih berlanjut. Hari ini asing jual bersih senilai Rp 651 miliar di pasar reguler.

Penguatan IHSG mengekor bursa saham regional yang juga bergerak di zona hijau. Namun apresiasi IHSG terbilang mini. Indeks Nikkei Jepang memimpin dengan kenaikan 2,54%.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa per akhir bulan lalu sebesar US$ 135,7 miliar atau berkurang US$ 3,4 miliar dari posisi akhir Maret 2022.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 tetap tinggi sebesar US$ 135,7 miliar, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar. Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian," sebut keterangan tertulis BI.

Setelah berhasil berakhir di zona hijau pada sesi satu, bagaimana pergerakan IHSG di sesi dua? 

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks mulai memberikan perlawanan dan menjauhi level support di 6.507.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI pun mulai bergerak naik. Namun RSI masih berada di area jenuh jualnya (oversold).

Berdasarkan indikator teknikal Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah mulai membentuk pola konvergen atau menyempit dengan garis EMA 26.

Apabila garis EMA 12 berhasil memotong garis EMA 26, maka pola uptrend akan terkonfirmasi.

Untuk sesi II, IHSG berpeluang menguji level support terdekat 6.507 dan resisten terdekat di 6.650.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular