Ada 'Hantu' Bergentayangan di Dunia, Waspada!

Maesaroh, CNBC Indonesia
12 May 2022 15:40
Suasana pengisian BBM di SPBU Bojongsari,
Foto: Suasana pengisian BBM di SPBU Bojongsari, Jawa Barat, Jumat (14/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Di sejumlah negara inflasi melonjak hingga menembus double digit. Turki mencatatkan inflasi sebesar 69,97% di April, tertinggi sejak Februari 2002.

Inflasi di Argentina tercatat 55,1% di April yang menjadi rekor tertinggi sejak Juni 2019. Sementara itu, inflasi di Brazil pada April tercatat 12,3% dan inflasi Rusia menembus 16,7% di Maret 2022.

Indonesia juga tidak kebal dari serangan hantu inflasi. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada April sudah meroket ke kisaran 0,95% (month to month/MTM). Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Januari 2017 atau dalam lima tahun terakhir.

Namun, tidak semua negara menorehkan inflasi tinggi. Inflasi stabil cenderung rendah justru ditorehkan Malaysia.




Inflasi di Malaysia stagnan di level 2,2% di bulan Maret, tidak berubah dibandingkan Februari 2022. Inflasi di level tersebut adalah yang terendah sejak Oktober 2021 (2,9%). Inflasi rendah di Malaysia tidak bisa dilepaskan dari kebijakan pemerintah untuk "mengontrol" harga sejumlah barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, hingga daging. Pada Januari, Malaysia mengumumkan subsidi sebesar US$ 162 juta untuk stabilisasi harga.

Sebagai perbandingan, harga bensin RON95 di Malaysia untuk periode 12-18 Mei 2022 ditetapkan sebesar MYR 2,05 per liter atau Rp 6.850 per liter. Harga bensin RON95 dan diesel masih belum berubah sejak 2018. Sebagai perbandingan, harga Pertamax RON92 yang dijual Pertamina kini ada di kisaran Rp 12.500.

Tingginya laju inflasi di dunia sudah dikhawatirkan sejumlah lembaga. Dana Moneter Internasional (IMF) akhir April lalu telah merevisi proyeksi inflasi. IMF menaikkan proyeksi inflasi untuk negara maju, menjadi 5,7% dari 3,9%. Untuk negara berkembang, inflasi diperkirakan meningkat tahun ini menjadi 8,7%, dari sebelumnya 5,9%.

Untuk Indonesia, IMF merevisi proyeksi inflasi Indonesia menjadi 4,0% di akhir tahun 2022 dari sebelumnya 3,5% sebagai imbas meletusnya perang Rusia-Ukraina. IMF juga merevisi rata-rata inflasi Indonesia dalam 12 bulan dari 2,9% menjadi 3,3%.

IMF mengatakan perang Rusia-Ukraina semakin melambungkan inflasi global yang sebenarnya sudah melonjak sebelum perang terjadi.

"Sebelum perang, inflasi sudah naik karena melonjaknya harga komoditas sebagai dampak pandemi Covid-19. Pandemi membuat keseimbangan pasokan dan permintaan terganggu," tutur IMF, dalam laporannya World Economic Outlook: War Sets Back the Global Recovery.

Harga komoditas pangan di sejumlah kawasan, sebelum perang, juga sudah melonjak karena gangguan cuaca. "Perang semakin membuat pasokan terganggu. Harga komoditas logam, mineral energi, dan pangan pun melonjak," tutur IMF.

IMF mengingatkan lonjakan inflasi akan membawa sejumlah konsekuensi. Di antaranya adalah melemahnya pertumbuhan, lebih ketatnya kebijakan moneter, serta meningkatnya anggaran untuk perlindungan sosial.

"Bank sentral di Amerika Latin, Amerika Serikat, dan negara maju sudah dalam tekanan untuk menaikkan suku bunga acuan karena inflasi terus melonjak," kata IMF.

Bank sentral sejumlah negara sudah menaikkan suku bunga acuan mereka menyusul lonjakan inflasi. The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pekan lalu. Langkah serupa sudah diambil bank sentral Inggris (BoE) hingga bank sentral Brazil.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular