Simak Kabar Pasar Sebelum Memulai Perdagangan Hari Ini

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
11 May 2022 08:11
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,30% di level 6.819,79 pada perdagangan kemarin, Selasa (10/5/2022).

Sejumlah kabar pasar menyelimuti indeks kemarin. Demikian pula dengan pergerakan hari ini. Berikut kabar pasar yang perlu dicermati sebelum memulai perdagangan hari ini, Rabu (11/5/2022).

Darmi Bersaudara Keluar Dari Pemantauan Khusus BEI

PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) keluar dari daftar pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI). KAYU keluar dari daftar tersebut yang akan berlaku efektif pada 10 Mei 2022.

Adapun selama ini, KAYU harus dipantau karena tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pendapatan pada laporan keuangan terakhir dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya.

Dengan keluarnya saham Darmi bersaudara, kini terdapat 18 saham yang ada dalam Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus BEI

Harta Konglomerat Menguap Kurang dari Sehari, Siapa Terparah?

IHSG yang mengawali perdagangan pada Mei 2022 dengan catatan negatif berdampak terhadap kekayaan sejumlah orang kaya di Indonesia. Dampak timbul lantaran koreksi IHSG cukup dalam, mencapai 4,42% ke level 6.909,75 pada perdagangan Senin (9/5/2022).

Koreksi yang terjadi merupakan penurunan terbesar sejak awal tahun. IHSG pun kembali ke level terendah sejak 10 Maret 2022.

Saham-saham yang melemah termasuk milik para taipan RI. Hal ini membuat kekayaan mereka dari kepemilikan saham susut.

Laba Naik 100%, Saham INCO Malah Mentok Kena ARB

Perusahaan produsen nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan kenaikan laba dua kali lipat pada kuartal I-2022. Namun sayang, sentimen negatif di pasar saham domestik tidak bisa mengangkat kinerja sahamnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, pada kuartal I-2022 laba Vale Indonesia tercatat sebesar US$ 67,65 juta atau setara Rp 983,26 miliar dengan nilai kurs hari ini.

Perolehan laba bersih tersebut meningkat 100,77% dari perolehan periode yang sama tahun lalu US$ 33,69 juta atau setara Rp 489,74 miliar.

Sementara itu, penjualan perseroan pada tiga pertama 2022 tercatat senilai Rp 3,42 triliun. Naik 13,81% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3 triliun.

Nah yang membuat laba Vale Indonesia naik signifikan salah satunya ditopang oleh penurunan beban pokok penjualan dan pendapatan. Dimana pada kuartal I-2022 nilai beban penjualan tercatat sebesar Rp 2,07 triliun, turun 8,04% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,25 triliun.

Namun sayang, kenaikan laba signigikan ini tak serta merta membuat saham berkode INCO diapresiasi investor. Harga saham INCO pada pukul 10.16 WIB kena auto reject bawah (ARB) turun 6,97% ke level Rp 6.675/unit.

Namun sayang, kenaikan laba signigfikan ini tak serta merta membuat saham berkode INCO diapresiasi investor. Harga saham INCO pada pukul 10.16 WIB kena auto reject bawah (ARB) turun 6,97% ke level Rp 6.675/unit.

Masih Lesu! Laba Indocement (INTP) di Q1 Terpangkas Setengah

Kinerja keuangan produsen semen yang dikendalikan oleh Birchwood Omnia Ltd, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), pada kuartal I-2022 kurang memuaskan. Laba bersih perusahaan semen yang pernah dimilik Salim Grup ini, tergerus nyaris setengah dibanding perolehan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, laba Indocement anjlok hingga 48,08% menjadi Rp 182,55 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, laba Indocement tercatat sebesar Rp 351,32 miliar.

Salah satu faktor yang membuat laba Indocement drop adalah kenaikan beban pokok penjualan sebesar 11,07% menjadi Rp 2,59 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, pos ini tercatat sebesar Rp 2,34 triliun.

Sementara itu, penjualan perseroan pada periode tersebut tercatat senilai Rp 2,59 triliun. Angka penjualan Indocement ini hanya naik 3,48% dari penjualan kuartal I-2022 sebesar Rp 3,44 triliun.

BNI Terbitkan Green Bond Rp 5 T, Berapa Kuponnya?

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan (green bond) senilai maksimal Rp 5 triliun. Penawaran awal green bond bernilai besar ini akan dilakukan mulai besok (Rabu), 11 Mei 2022.

Dalam prospektus yang dipublikasikan di media, BNI memastikan green bond yang diterbitkan perusahaan memiliki total nilai Rp 5 triliun dan memiliki tiga tenor yakni 3, 5, dan 7 tahun.

Meski demikian, bank BUMN tersebut belum merinci tingkat bunga atau kupon untuk masing-masing tenor. Bunga Green Bond dibayarkan setiap triwulan, sesuai dengan tanggal pembayaran Bunga Green Bond.

Beban Terkendali, Laba Mitratel Naik 33% Jadi Rp 459,4 M


PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel membukukan pendapatan Rp 1,87 triliun sepanjang kuartal pertama tahun ini. Angka ini lompat 21,51% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,54 triliun.
Beban pokok tercatat Rp 952,36 miliar. Kenaikannya masih proporsional, hanya sekitar 16,7% dibanding kuartal pertama tahun lalu, Rp 816,05 miliar.

Sehingga, kenaikan beban pokok yang masih di bawah kenaikan pendapatan membuat MTEL mampu mencatat kenaikan laba kotor 26,81% secara tahunan menjadi Rp 917,81 miliar dari sebelumnya Rp 723,74 miliar.

MTEL membukukan penghasilan usaha lainnya sebesar Rp 12,11 miliar. Pemasukan ini yang membuat perusahaan mampu menekan pos beban usaha menjadi Rp 104 miliar dari sebelumnya Rp 111,12 miliar.

Alhasil, laba usaha mengalami kenaikan 32,84% secara tahunan menjadi Rp 813,81 miliar dari sebelumnya Rp 612,62 miliar.

Kenaikan itu juga yang membuat MTEL membukukan laba bersih Rp 459,4 miliar. Nilai ini naik 33,86% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 343,19 miliar.

Telkom Cetak Laba Rp 6,12 T di Kuartal I-2022

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melaporkan laba bersih sebesar Rp 6,12 triliun pada periode tiga bulan pertama 2022, naik tipis 1,7% dari Rp 6,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip, Selasa (10/5/2022), pendapatan tercatat mencapai Rp 35,2 triliun, naik 3,7% dari Rp 33,9 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu.

Laba bersih per saham juga tercatat naik tipis menjadi Rp 61,76, dari sebelumnya Rp 60,71 pada kuartal I/2021.

"Selama triwulan pertama tahun 2022, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan positif sebesar 3,7% YoY dalam Pendapatan, dengan EBITDA dan Laba Bersih tumbuh sebesar 3,1% dan 1,7% YoY, masing-masing," ungkap manajemen Telkom dalam info memo.

Pandemi Mereda, Pemasukan Mitra Keluarga Berkurang 9,22%

Pemasukan emiten rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) berkurang. Pada saat yang bersamaan, kondisi darurat akibat pandemi Covid-19 jauh mereda.

Berdasarkan laporan keuangan, Selasa (10/5/2022), MIKA membukukan pendapatan Rp 1,09 triliun. Angka ini turun 9,22% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,2 triliun.

Beban pokok sejatinya cukup terkendali. Bahkan, MIKA mampu menurunkan pos keuangan ini sebesar 7,7% secara tahunan menjadi Rp 512,18.

Jadi! Pertamina Geothermal Bakal Melantai di Bursa Tahun Ini

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan anak usaha Pertamina yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk melantai ke bursa saham (Initial Public Offering/ IPO) pada tahun 2022 ini.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah mengupayakan agar IPO PGE pada tahun ini dapat direalisasikan. Namun demikian, ia tak merinci secara detail kapan rencana tersebut dilakukan.

"Kalau Geothermal itu kita akan lakukan saat ini adalah berencana untuk bisa melakukan IPO. Rencananya akan dilakukan pada tahun ini dan setelahnya melihat ulang untuk membentuk holding," kata Pahala saat ditemui di Jakarta, Senin malam (9/5/2022).

Menurut Pahala, penawaran saham ke publik ini ditujukan guna meningkatkan transparansi kinerja PGE ke dapan. Selain itu, juga untuk tambahan investasi sembari melakukan pencairan mitra strategis yang ingin masuk dalam transaksi IPO.

Sebelumnya, Pahala menyebut target dana yang terkumpul dari IPO ini bisa mencapai US$ 400 juta hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).

Menurutnya rencana IPO ini guna mengembangkan bisnis panas bumi, khususnya Pertamina dan Indonesia secara umum. Seperti diketahui, sumber daya panas bumi Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

Hingga akhir 2020, Amerika Serikat menduduki peringkat nomor wahid untuk sumber daya panas bumi yakni mencapai 30.000 Mega Watt (MW). Sementara Indonesia memiliki sumber daya panas bumi 23.965 MW.

Namun sayangnya, pemanfaatan panas bumi yang dikelola menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia baru sebesar 2.130,7 Mega Watt (MW) hingga akhir 2020 atau baru sebesar 8,9% dari total sumber daya panas bumi yang ada di Tanah Air.

Gandeng China Bangun Smelter, Vale Jadi Pemegang Minoritas

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akhirnya menggandeng mitra baru asal China yaitu Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Rencana kerja sama dengan mitra asal China ini diungkapkan Vale setelah adanya pengumuman resmi dari Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) yang menyatakan keluar dari proyek nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa pada 25 April 2022 lalu.

Kendati demikian, yang bertindak sebagai pemimpin proyek smelter HPAL ini kini bukanlah berada di tangan Vale, melainkan di tangan mitra asal China, Huayou.

Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy sempat mengungkapkan bahwa dalam kerangka perjanjian kerja sama (Framework Cooperation Agreement/ FCA) yang dilakukan antara Vale Indonesia dan Huayou pada Rabu, 27 April 2022 lalu, kedua belah pihak telah menyepakati hal-hal pokok yang terkait dengan proyek smelter HPAL di Pomalaa ini, salah satunya yaitu Huayou akan membangun dan melaksanakan proyek HPAL Pomalaa, dan PT Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30% saham Proyek HPAL Pomalaa tersebut.

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular