
Ketika Saham Unilever Sepenuhnya 'Defensif'

Berdasarkan data kinerja di lantai bursa, saham UNVR tercatat terus dalam tren penurunan. Sejak menyentuh level tertinggi di Rp 11.180/saham pada 29 Desember 2017, saham UNVR sudah 'terjun' 64% atau kehilangan nyaris dua pertiga kapitalisasi pasarnya.
Anjloknya harga saham UNVR terjadi seiring kinerja keuangan yang juga merosot. Ditambah lagi, sebuah analisis menunjukkan, relevansi produk UNVR semakin menyusut.
Sepanjang tahun 2021 lalu, laba bersih UNVR anjlok 19,6% secara tahunan menjadi Rp 5,76 triliun dari sebelumnya Rp 7,16 triliun. Dengan ini, laba bersih anak usaha Unilever PLC ini sudah mengalami penurunan selama 3 hari beruntun.
Sementara, penjualan bersih perusahaan juga turun 7,97% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 39,5 triliun.
Manajemen UNVR pun mengaku, menurunnya penjualan bersih UNVR sepanjang tahun lalu sebagian disebabkan oleh kebijakan pengetatan mobilitas akibat pandemi Covid-19 yang telah mempengaruhi daya beli konsumen terutama pada segmen pasar di mana UNVR beroperasi.
Selain itu, kata pihak UNVR, berbagai harga komoditas yang menjadi bahan baku, beberapa di antaranya crude-oil (minyak mentah), palm-oil (CPO) juga mengalami lonjakan harga yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2020.
Dalam laporannya, Nilzon Capital yang rajin memberikan kritik terhadap Unilever memberikan gambaran terkait turunnya relevansi produk perusahaan.
Dalam analisisnya, Nilzon Capital memberikan posisi yang berbeda dengan pemahaman para pelaku pasar saham Tanah Air.
Nilzon Capital bilang, tidak seperti yang dikira para investor kebanyakan, saat ini UNVR ternyata bukanlah "perusahaan consumer goods yang dapat mempertahankan nilainya dan memiliki kinerja sejalan dengan perekonomian pada umumnya".
Dengan kata lain, Nizon memberikan sinyal bahwa UNVR bukan lagi merupakan saham defensif seperti yang diyakini banyak investor.
Menanggapi kritikan tersebut, akhir Februari lalu pihak UNVR buka suara dan menyampaikan kepada CNBC Indonesia bahwa mereka "sangat menghormati dan menghargai setiap pendapat, analisa, dan masukan terkait kinerja perseroan dari berbagai pemangku kepentingan."
Reski Damayanti yang menjabat sebagai direktur dan sekretaris perusahaan melanjutkan, bahwa perseroan senantiasa mengupayakan bahwa setiap aksi dan keputusan bisnis diambil secara profesional dan mengutamakan kepentingan publik dan pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk para investor.
Dirinya juga menambahkan bahwa perseroan optimis bahwa seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]