Ketika Saham Unilever Sepenuhnya 'Defensif'

Market - Tim Riset, CNBC Indonesia
10 May 2022 11:15
FILE - A view of a Unilever logo, displayed outside the head office of PT Unilever Indonesia Tbk. in Tangerang, Indonesia, Tuesday, Nov. 16, 2021. Unilever, which makes Vaseline skin care products and Ben & Jerry’s ice cream, says it's laying off 1,500 staff as part of a company-wide restructuring. The proposed changes mean that senior management jobs will be cut by about 15% while junior management roles will be reduced by 5%, it said Tuesday Jan. 25, 2022. The London-based consumer goods giant employs 149,000 people globally.  (AP Photo/Tatan Syuflana, FIle) Foto: Unilever (AP/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kala IHSG jeblok lebih dari 4% pada perdagangan perdana setelah libur panjang Senin (9/5) kemarin, satu emiten big cap ternyata mampu menghindari koreksi. Siapa sangka saham yang mampu lolos dari tekanan adalah Unilever Indonesia (UNVR), yang dalam setahun kapitalisasinya tertekan sepertiga dan oleh satu penasihat keuangan disarankan untuk hengkang dari bursa dan kembali menjadi perusahaan tertutup (go private).

Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam 4,4% dan ditutup di level 6.909,75. Koreksi yang terjadi merupakan penurunan terbesar sejak 16 Maret 2020 saat awal-awal Covid-19 merebak.

Senada, Indeks LQ45 yang merupakan keranjang saham blue chip paling likuid juga tertekan 5,48% pada perdagangan kemarin. Akan tetapi Unilever menjadi satu dari dua saham LQ45 mampu menghindari koreksi pada perdagangan kemarin dan menguat tipis 3,08% ke level Rp 4.010/saham. Dalam sebulan terakhir saham ini juga mampu naik lebih dari 10%.

Pada perdagangan Selasa (10/5) pagi saham UNVR kembali tercatat naik nyaris 5%, di tengah aksi jual yang kembali dirasakan emiten big cap lainnya.

Naiknya harga saham UNVR kemarin salah satunya didorong oleh asing yang malah memborong saham tersebut, yang mana pada pasar keseluruhan saham lain malah dilego. Aksi beli bersih asing di saham UNVR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 94,3 miliar, tertinggi dari emiten lain. Sedangkan kurang dari satu jam perdagangan pagi ini, asing tercatat telah mengoleksi saham UNVR nyaris Rp 75 miliar.

Selain itu, pergerakan saham UNVR yang kian membaik juga ditopang oleh kinerja keuangan perusahaan juga ikut positif. Pada kuartal pertama tahun ini UNVR mencatat kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 19% menjadi Rp 2,02 triliun. Sedangkan dari sisi penjualan juga tumbuh 5,40% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 10,8 triliun.

Kendati demikian, perusahaan penasihat investasi yang secara terang-terangan menyarankan UNVR untuk go private, Nilzon Capital, menyebut bahwa pertumbuhan tersebut masih di bawah kinerja sister company di negara lain.

John Octavianus selaku Principal Advisor Nilzon Capital menyebut, kinerja UNVR masih tertinggal jauh di belakang sister companies-nya di berbagai negara.

"UNVR juga tertinggal dibandingkan semua regional Grup Unilever kecuali Eropa dan tertinggal dari perusahaan induknya sendiri, Unilever PLC," tutur John.

Kendati mampu menguat dalam sebulan, dalam setahun terakhir saham UNVR masih tertekan dalam dan masih berada dalam tren penurunan harga sejak tahun 2017.

UNVR Bukan Lagi Saham Defensif?
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading