Belum Kondusif! Waspada Gempa Susulan IHSG Hari Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan perdana pasca libur panjang hari raya Idul Fitri 2022 dengan kinerja yang sangat mengecewakan.
IHSG amblas 4,42% dan keluar dari 3 level psikologis sekaligus yaitu 7.200, 7.100 dan 7.000. Indeks ditutup di level 6.909,75 hari Senin (9/5/2022).
Koreksi yang terjadi merupakan penrunan terbesar sejak 16 Maret 2020 saat awal-awal Covid-19 merebak. IHSG pun kembali ke level terendah sejak 10 Maret 2022.
Kini IHSG sudah berada di dekat level psikologis 6.900. Bersamaan dengan penurunan IHSG investor asing net sell jumbo sebesar Rp 2,6 triliun.
Di kawasan Asia, IHSG mencatatkan kinerja yang paling buruk. Indeks Shang Hai Composite memimpin apresiasi dengan penguatan 0,09%.
Sementara indeks Strait Times drop 0,51%. Kemudian indeks Nikkei 225 anjlok 2,53% dan IHSG anjlok lebih dari 4%.
Anjloknya IHSG ditengarai karena faktor 'jet lag' setelah libur panjang. Di saat bursa saham domestik libur, berbagai sentimen global memicu pasar bergerak volatil.
Mulai dari perkembangan perang Rusia-Ukraina yang diwarnai dengan embargo minyak oleh Uni Eropa hingga the Fed dan BoE yang menaikkan suku bunga acuan di bulan April 2022.
Analisa Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak IHSG telah menembus tiga level psikologis sekaligus dan cenderung membentuk pola candle black marubozu yang bisa mencerminkan sinyal bearish.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak turun signifikan yang mengindikasikan penguatan momentum jual. RSI ditutup di level 34,77 namun dengan penutupan tersebut indeks belum menunjukkan tanda-tanda jenuh jual.
Dengan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 juga tampak menjauhi garis EMA 26. Bar histogram semakin bergerak ke zona negatif.
Jika mempertimbangkan aspek teknikal dan pola historis, ada potensi IHSG rebound singkat tetapi masih berpotensi dibarengi dengan pembalikan arah alias koreksi.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi menguji level support dan psikologis terdekat di 6.900. Sementara itu level resisten terdekat di 7.000.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)