Top Gainers-Losers

Saham Bakrie Masuk Top Gainers, Saham Pemerintah Jadi Losers

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
10 May 2022 07:20
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  ambruk pada perdagangan Senin (9/5/2022) kemarin, setelah sepekan lebih libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambruk hingga 4,42% ke level 6.909,75. IHSG pun keluar dari level psikologis di 7.000.

Koreksi yang terjadi pada perdagangan kemarin merupakan koreksi terbesar sepanjang tahun 2022. Bahkan, koreksi IHSG pada perdagangan kemarin mirip dengan awal pandemi virus corona (Covid-19) silam, di mana IHSG juga nyaris terkena penghentian sementara atau trading halt.

Meski begitu, BEI) tidak melakukan trading halt, kemarin karena koreksi IHSG masih belum melebihi 5% atau masih di bawah 5%.

Bersamaan dengan koreksi yang tajam, asing juga melakukan penjualan bersih (net sell) jumbo senilai Rp 2,6 triliun di seluruh pasar.

Adapun nilai transaksi indeks pada kemarin mencapai sekitaran Rp 24 triliun dengan melibatkan 24 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,7 juta kali. Sebanyak 163 saham menguat, 423 saham melemah, dan 114 saham stagnan.

Di tengah longsornya IHSG kemarin, beberapa saham malah unjuk gigi dan menjadi top gainers pada perdagangan kemarin. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten konstruksi infrastruktur dan properti yakni PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND) menjadi saham top gainers pertama pada perdagangan kemarin, di mana harga sahamnya melonjak hingga 34,31% ke level Rp 137/saham saat IHSG ambruk.

Nilai transaksi saham LAND pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 28,38 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 231,33 juta lembar saham. Namun, investor asing melepas saham LAND sebesar Rp 36,05 juta di pasar reguler.

Selanjutnya di posisi kedua terdapat emiten pelayaran yakni PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang ditutup melejit 25% ke posisi harga Rp 2.500/saham.

Nilai transaksi saham SMDR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 112,55 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 46,52 juta lembar saham. Investor asing memburu saham SMDR sebesar Rp 10,83 miliar di pasar reguler.

Melonjaknya harga saham SMDR terjadi setelah perseroan melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal pertama tahun 2022, di mana perseroan berhasil mencetak kenaikan laba hingga berkali-kali lipatnya pada kuartal I-2022.

Sebelumnya, dalam laporan keuangan yang tidak diaudit, SMDR membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 58,39 juta pada kuartal I-2022, melonjak 340% dari periode sama tahun 2021 sebesar US$ 13,27 juta.

Raihan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan perseroan sebesar 95,5% menjadi US$ 250 juta pada kuartal I-2022, dari sebelumnya sebesar US$ 127,83 juta pada kuartal I-2021.

SMDR juga mencatatkan biaya jasa pada tiga bulan pertama di tahun 2022 senilai US$ 149,86 juta, sehingga laba bruto yang diraih perseroan senilai US$ 100,22 juta, meningkat 222,97% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 31,04 juta.

Tak hanya saham LAND dan SMDR saja, saham properti dan pelayaran lainnya juga masuk ke jajaran top gainers saat IHSG longsor lebih dari 4%. Adapun saham-saham tersebut yakni PT Rockfields Properti Indonesia Tbk (ROCK) yang sahamnya melesat 16,24% ke level Rp 680/saham dan saham PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) yang melonjak 20,72% ke posisi Rp 670/saham.

Sementara dari jajaran top losers pada perdagangan kemarin, sebagian besar diisi oleh saham-saham blue chip, seiring ambruknya IHSG kemarin. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Setidaknya ada empat saham perbankan besar (big bank) yang masuk ke jajaran top losers kemarin. Dari keempat saham perbankan tersebut, dua diantaranya merupakan saham big bank yang juga masuk ke dalam jajaran Bank Himbara.

Adapun kedua big bank tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Keduanya ditutup ambruk 6,98% ke level masing-masing Rp 8.325/saham (BMRI) dan Rp 4.530/saham (BBRI). Bahkan, keduanya pun menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham BMRI kemarin mencapai Rp 1,48 triliun dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 175,82 juta lembar saham. Investor asing melepas saham BMRI sebesar Rp 131,06 miliar di seluruh pasar.

Sedangkan nilai transaksi saham BBRI kemarin mencapai Rp 2,58 triliun dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 561,6 juta lembar saham. Asing pun melepas saham BBRI hingga mencapai Rp 687,94 miliar di pasar reguler kemarin.

Selain duo big bank yang juga termasuk Bank Himbara, ada dua big bank lainnya yang juga masuk ke jajaran top losers kemarin. Adapun dua bank tersebut yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Saham BBHI ditutup ambruk hingga 6,92% ke posisi harga Rp 6.050/saham dan menyentuh level ARB-nya kemarin. Sedangkan saham ARTO juga berakhir ambles 6,87% ke level Rp 10.850/saham dan juga menyentuh ARB.

Di saham BBHI, nilai transaksi sahamnya kemarin mencapai Rp 76,66 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 12,52 juta lembar saham. Namun, asing masih memburunya sebesar Rp 8,1 miliar di pasar reguler.

Sedangkan di saham ARTO, nilai transaksi sahamnya kemarin mencapai Rp 88,45 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 8,13 juta lembar saham. Asing melego saham ARTO sebesar Rp 649,23 juta di pasar reguler.

Selain empat saham big bank, saham blue chip lainnya juga masuk ke jajaran top losers kemarin, yakni saham emiten 'raja otomotif', PT Astra International Tbk (ASII).

Dari pergerakan sahamnya, ASII ditutup ambrol 6,93% ke level Rp 7.050/saham dan menyentuh level ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham ASII kemarin mencapai Rp 576,69 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 81,09 juta lembar saham. Investor asing melepas saham ASII sebesar Rp 91,58 miliar di pasar reguler.

Selain beberapa saham blue chip, adapula saham emiten peritel fesyen yakni PT Matahari Department Store (LPPF) yang sahamnya anjlok 6,9% ke level Rp 5.400/saham.

Berikutnya ada saham emiten media periklanan digital yakni PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang longsor 6,98% ke posisi Rp 1.800/saham kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular