
Dolar Australia Longsor! Bisa ke Rp 10.000/AU$ Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali merosot pada perdagangan Senin (9/5/2022) hingga mendekati level terendah dalam nyaris 3 bulan terakhir. Dolar Australia masih terus menurun melawan rupiah, padahal bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) sudah menaikkan suku bunga pada pekan lalu.
Melansir data Refinitiv, dolar Australia pagi ini merosot lebih dari 1% ke Rp 10.150/AU$. Pada akhir Januari lalu, mata uang Negeri Kanguru ini berada di level Rp 10.000an, bahkan sempat hampir menembus ke bawahnya.
Dalam pengumuman kebijakan moneter Selasa (3/5/2022), RBA menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,35% dari rekor terendah sepanjang masa 0,1%. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak November 2010.
Hasil survei dari Reuters yang dilakukan pada 27 - 29 April terhadap 32 ekonom menunjukkan mayoritas memperkirakan RBA akan menaikkan suku bunga sebesar 15 basis poin menjadi 0,25% dari saat ini 0,1% yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah.
Selain itu, survei tersebut menunjukkan RBA akan diperkirakan agresif dalam menaikkan suku bunga. Sebanyak 23 dari 32 ekonom memperkirakan di bulan Juni, suku bunga diperkirakan akan kembali dinaikkan menjadi 0,5%, 4 ekonom bahkan memprediksi suku bunga menjadi 0,75%.
Meski diprediksi akan agresif menaikkan suku bunga, nyatanya tidak mampu mendongkrak kinerja dolar Australia melawan rupiah. Hal ini membuka peluang penurunan lebih lanjut jika Bank Indonesia (BI) mengindikasikan akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Dalam rapat kebijakan moneter April lalu, BI masih menyatakan bersabar untuk menaikkan suku bunga.
Gubernur BI Perry Warjiyo sekali lagi menegaskan kebijakan moneter tidak merespon administered prices atau harga yang ditentukan pemerintah. Hal ini terkait dengan kenaikan beberapa harga, seperti Pertamax yang ditentukan pemerintah.
Namun, dengan inflasi inti yang terus menanjak tidak menutup kemungkinan BI akan merubah sikapnya. Apalagi, beberapa bank sentral termasuk bank sentral AS dan Australia perubahan sikap yang diambil terjadi dengan sangat cepat.
Di awal tahun ini, Gubernur RBA Philip Lowe masih menutup rapat peluang kenaikan suku bunga di 2022. Tetapi nyatanya, belum sampai pertengahan tahun, RBA sudah menaikkan suku bunga, bahkan lebih tinggi dari prediksi ekonom.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
