Waduh, Gak Laku Nih.. Harga Perak Jatuh 3 Pekan Beruntun!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 May 2022 10:15
Petugas menunjukkan cincin perak di pasar mas Cikini, Senin, 22/11. Harga perak dunia turun pada perdagangan ini di tengah kebimbangan antara potensi inflasi yang lebih tinggi dan sikap The Fed yang menahan suku bunga. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 15,0200/troy ons, turun 0,12% . Pantauan CNBC Indonesia di lokasi. Harga perak terpantau stabil Di toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu. Di Toko Yossi berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia sudah melemah selama tiga pekan beruntun. Kemudian, dilanjutkan pada pagi hari ini, bahkan jadi level terendah sepanjang tahun 2022.

Pada Senin (9/5/2022) pukul 08.23 WIB harga perak dunia tercatat US$ 22,24/ons, turun 0,45% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

Pelemahan harga perak dipengaruhi oleh menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh level tertingginya sejak dua dekade.

Akhir pekan laluDollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menyentuh level tertingginya dalam 20 tahun yang berada di level 104,07. Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2002.

Hal tersebut ditopang oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada Kamis pekan lalu waktu Indonesia. 

Tidak hanya menaikkan suku bunga, The Fed juga akan mengurangi nilai neracanya, sehingga likuiditas di perekonomian Amerika Serikat akan terserap lebih banyak. Harapannya inflasi bisa terkendali.

Terserapnya likuiditas artinya jumlah dolar AS yang beredar menjadi berkurang, alhasil nilainya pun terus menanjak.

Saat dolar AS menguat, aset-aset berbasis dolar AS, terutama logam mulia seperti perak menjadi kurang menarik. Perak jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan perak turun, harga pun terkoreksi.

Selain itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak 2018 di 3,106% pada perdagangan akhir pekan lalu, sebelum akhirnya kembali menurun ke 3,04% pada perdagangan sore hari waktu setempat. Hal serupa terjadi pada yield obligasi tenor 30 tahun yang naik 12 basis poin ke 3,126%.

Wajar saja jika perak menjadi kurang berkilau, pasalnya perak tidak menawarkan imbal hasil, tidak seperti, katakanlah, obligasi. Oleh karena itu, perak ini cenderung tidak diminati investor ketika suku bunga naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rapat The Fed Tinggal Hitungan Jam, Harga Perak Datar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular