
Waduh! Duo Saham Batu Bara Ini Diguyur Asing Sebelum Libur

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham emiten batu bara nasional PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi dua saham paling banyak dilepas asing sebelum liburan.
Meskipun keduanya banyak dilepas asing, tetapi saham BUMI dan ADRO memiliki nasib berbeda. Sepekan sebelum libur panjang, saham BUMI dilepas asing senilai Rp 178,2 miliar.
Harga saham BUMI pun anjlok 8,2% ke level Rp 56/unit pada perdagangan 28 April 2022. Sementara itu, saham ADRO dilepas asing senilai Rp 130,5 miliar.
Namun harga saham ADRO justru terpantau menguat 2,14% dan ditutup di level Rp 3.340/unit pada perdagangan terakhir sebelum libur.
Pada dasarnya volatilitas harga saham emiten batu bara masih berpeluang terjadi. Hal ini disebabkan karena harga batu bara acuan global juga masih bergerak liar.
Harga batu bara melonjak pada pekan lalu. Seakan membalas dendam, karena pekan sebelumnya harga si batu hitam merosot.
Sepanjang minggu lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) melesat 19,73% secara point-to-point. Ini menjadi kenaikan mingguan tertinggi sejak pekan pertama Maret.
Sepekan sebelumnya, harga komoditas ini jatuh 14,42%. Koreksi itu terjadi selepas harga batu bara naik tiga pekan beruntun.
Tingginya permintaan jadi latar belakang kenaikan harga batu bara. Pemerintah India mendesak dunia usaha di negaranya untuk segera merealisasikan impor batu bara sebanyak 19 juta ton. Tenggat waktunya adalah akhir Juni ini.
Pasalnya, kebutuhan akan listrik di Negeri Bollywood sedang tinggi. Gelombang panas membuat penggunaan pendingin ruangan meningkat, yang otomatis meningkatkan penggunaan listrik dan konsumsi batu bara.
Adanya konflik antara Rusia dan Ukraina yang membuat harga gas naik sebenarnya menjadi peluang bagi Indonesia.
Hal tersebut disebabkan karena harga batu bara ikut naik. Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar di dunia bersama Australia.
Meskipun untuk menembus pasar Eropa cenderung kurang kompetitif secara keekonomian, tetapi permintaan yang tetap solid di kawasan Asia terutama India dan China masih bisa menopang kinerja ekspor dan emiten batu bara nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah