Pekan Ini, Bursa Saham Global Berjatuhan, IHSG Gimana?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
07 May 2022 07:05
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Sejumlah bursa saham di dunia ambles pada perdagangan pekan ini, tersengat sentimen aksi jual besar-besaran di bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street.

Dari kawasan Asia, mayoritas indeks berakhir di zona merah di sepanjang pekan ini. Hanya indeks Nikkei 225 Tokyo (Jepang) yang berhasil rebound ke 0,58%. Indeks Hang Seng Hong Kong menjadi pemimpin penurunan dengan ambles 5,16%.


Kinerja Indeks Saham di Sejumlah Negara Selama Sepekan

Indeks Saham

% Mingguan

Indeks Hang Seng (Hong Kong)

-5.16

KOSPI (Korsel)

-1.88

Indeks Straits Times (Singapura)

-1.77

Indeks Nikkei 225 (Tokyo)

0.58

DAX (Jerman)*

-3

CAC40 (Prancis)*

4.22

FTSE 100 Inggris*

-1.77

Dow Jones (AS)*

-0.24

S&P 500 (AS)*

-0.21

Nasdaq (AS)*

-1.25

 

Tak hanya di Asia-Pasifik saja, bursa saham Eropa pun kompak berada di zona negatif pada perdagangan pekan ini. Indeks FTSE 100 Inggris terkoreksi 1,77%, DAX Jerman merosot 3%, dan CAC 40 Prancis tergelincir 4,22%.

Di Negeri Paman Sam, secara mingguan, indeks Dow Jones berakhir melemah 0,24%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot yang masing-masing sebesar 0,21% dan 1,25%.

Penyebab utama dari ambruknya Wall Street yang berimbas juga ke pasar saham Eropa dan Asia-Pasifik adalah kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed resmi menaikan suku bunga acuannya sebesar setengah poin persentase atau 50 basis poin (bp) ke kisaran level 0,75%-1%. Hal ini menjadi kenaikan terbesar sejak tahun 2000 dan sejalan dengan ekspektasi pasar.

Sehingga, Yield Treasury tenor 10 tahun sempat menyentuh level tertinggi di 3,106% dan menjadi level tertinggi sejak 2018. Hal serupa terjadi pada yield obligasi tenor 30 tahun lompat 12 basis poin ke 3,126%.

Tak hanya The Fed saja, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga kembali menaikan suku bunga acuannya pada Kamis sore waktu setempat, di mana BoE menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bp.

Langkah pengetatan yang dilakukan oleh BoE tersebut juga dipicu oleh masalah yang sama, yaitu kenaikan inflasi yang tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aaf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular