Harga Perak Melonjak Hampir 2% Semalam, Fed Effect Pudar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Effect tampaknya mulai pudar. Aset safe haven seperti perak harganya melonjak 1,8% semalam. Hari ini pun harga logam mulia itu stabil.
Pada Kamis (5/5/2022) pukul 16.55 WIB harga perak dunia tercatat US$ 25,95/ons, stagnan dibandingkan hrag penutupan kemarin.
Dinamika di rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif bagi harga perak. Dini hari tadi waktu Indonesia, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan rekan memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) menjadi 0,75-1%.
Meski ini menjadi kenaikan terbesar dalam sekali rapat selama 22 tahun terakhir, tetapi sudah masuk ke hitungan pelaku pasar alias sudah priced-in.
Saat ini pasar mulai beralih fokus ke pernyataan Powell yang membuka kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 75 bps.
"Kenaikan 75 bps adalah sesuatu yang tidak menjadi pertimbangan kami," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, seperti dikutip dari Reuters.
Berdasarkan CME FedWatch, kemungkinan tertinggi untuk rapat bulan depan adalah kenaikan suku bunga acuan 25 bps. Peluangnya adalah 78,6%.
The Fed memang agresif, tetapi tidak seagresif itu. Kenaikan suku bunga acuan sepertinya masih dalam jangkauan nalar pasar, tidak akan ada kejutan yang berarti.
Perkembangan ini membuat dolar AS kehilangan momentum. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,856%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini melemah lebih dari 1% secara point-to-point.
Pelemahan dolar menjadi sentimen positif bagi perak yang dibanderol dengan greenback. Sebab perak menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain sehingga berpotensi meningkatkan permintaan. Permintaan naik, harga pun mengikuti.
[Gambas:Video CNBC]
The Fed Makin Hawkish, Harga Perak Lanjut Menukik
(ras/ras)