
'Bosan' Tertekan, Harga Batu Bara Melambung Nyaris 6%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melesat pada perdagangan kemarin. Kenaikan itu terjadi usai harga si batu hitam turun tujuh hari beruntun.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 312,6/ton. Melonjak 5,89% dari hari sebelumnya.
Pada 22 April-2 Mei 2022, harga batu bara turun tanpa jeda, tujuh hari perdagangan beruntun. Dalam tujuh hari tersebut, harga ambles 17,51%.
Oleh karena itu, harga batu bara sekarang sudah 'murah'. Ini yang membuat investor kembali berminat mengoleksi kontrak batu bara.
Meski begitu, harga batu bara masih membukukan kenaikan 20,86% secara point-to-point dalam sebulan terakhir. Selama setahun ke belakang,harga meroket 240,34%.
Sejak tahun lalu, China berupaya keras mengendalikan harga batu bara yang bertahan di level tinggi. Pemerintahan Presiden Xi Jinping tidak segan-segan melakukan intevensi agar harga bisa turun.
Pasalnya, China punya pengalaman pahit akibat lonjakan harga batu bara. Tahun lalu, pembangkit listrik di Negeri Tirai Bambu sempat mengalami krisis batu bara sehingga terpaksa ada pemadaman listrik bergilir di sejumlah wilayah.
Ujung tombak dalam 'menjinakkan' harga batu bara adalah Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC). Terbaru, NDRC memperingatkan pada produsen batu bara agar tidak menahan stok batu bara yang membuat harga melambung.
"Pelaku industri jangan memberikan informasi palsu mengenai pasokan yang bisa menaikkan harga. Kami akan menyusun pedoman mengenai perilaku yang mengerek harga dan menjaga ketertiban di pasar," tegas keterangan tertulis NDRC.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
