Harga Timah Bisa Pecah Rekor (Lagi), Ini Alasannya!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 02/05/2022 17:50 WIB
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi timah dunia melonjak 11% pada tahun 2021 menjadi 378.400 ton, menurut Asosiasi Timah Internasional (ITA). Meski demikian, harga laju pertumbuhan permintaan masih lebih cepat. Sehingga harga timah melesat.

Pasokan timah dunia didominasi oleh perusahaan besar dari China, Indonesia, Malaysia, Peru, dan Bolivia. Pandemi kemudian membuat produksi produsen timah besar terbatas pada tahun 2020. Pada tahun berikutnya, produksi timah dunia mulai pulih.

Namun, pemulihan produksi tersebut masih tidak mampu mendinginkan harga timah yang bertahan di level US$ 40.000/ton.


Pada Senin (2/5/2022) pukul 15.31 WIB harga timah dunia tercatat US$ 40.600/ton, melonjak 1,39% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Ada sepuluh produsen teratas dunia yang menyumbang 57% ouput timah dunia tahun lalu, beberapa mencatat kenaikan produksi dibanding tahun sebelumnya.

Produsen timah terbesar di dunia, Yunnan Tin meningkatkan produksi sebesar 10% menjadi 82.000 ton pada tahun 2021. Sementara EM Vinto Bolivia menaikkan produksi sebesar 70% dan Minsur dari Peru sebesar 27% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara produksi dari produsen timah terbesar kedua dunia, PT Timah Tbk (TINS) turun tajam 42% menjadi 26.500 ton pada tahun 2021, menurut ITA. Sementara itu produsen asal Malaysia, MSC, mengalami gangguan produksi hingga menyatakan force majeure untuk pengiriman timah.

Foto: Reuters
Produksi TImah

Ada tanda-tanda bahwa pemulihan produksi mengurangi beberapa ketatnya rantai pasokan ekstrem yang telah mencengkeram pasar timah sejak awal 2021.

Gudang LME di Baltimore AS mengalami peningkatan tajam persediaan timah dari 175 ton pada 5 April menjadi 620 ton. Seperti di AS, sebagian besar pelaku pasar mengungkapkan rasa terkejut atas peningkatan persediaan yang tersedia di gudang LME Eropa. Sekitar 775 ton dikirim ke Antwerpen pada 7 April dan melonjak ada 785 ton. Sementara 75 ton juga tersedia di Rotterdam pada hari itu.

Pelaku pasar terkejut dengan kenaikan persediaan tersebut. Sebab permintaan lebih sepi untuk membuat pasokan timah memenuhi gudang.

"Materialnya banyak dan jelas tidak banyak orang yang memegang bahan semacam itu di Eropa. Sepertinya tidak ada yang tahu dari mana bahan itu berasal, itu sebuah misteri," kata sumber produser pada 11 April.

Meskipun persediaan mulai memenuhi gudang, namun permintaan yang masih bertumbuh tinggi berpotensi "memakan" stok di gudang dengan cepat. Permintaan tersebut terutama untuk solder timah yang digunakan di papan sirkuit.

Penjualan industri semikonduktor terus meningkat. Penjualan global naik 32,4% year-on-year (yoy) pada bulan Februari, berdasarkan data Asosiasi Industri Semikonduktor. Ini jadi yang kesebelas berturut-turut pertumbuhan di atas 20% yoy).

Produksi timah di gudang mungkin meningkat, tetapi masih berjuang untuk menyamai pertumbuhan permintaan. Ini sebabnya harga timah mampu bertahan di US$ 40.000/ton.

Fitch Solution memprediksi rata-rata harga timah dunia sebesar US$ 42.000/ton. Naik 35% dibandingkan rata-rata harga pada tahun 2021 sebesar US$ 31.172/ton. Pada tahun 2021 harga timah meroket lebih dari 91% dan terus melaju pada tahun 2022 hingga mengukir rekor harga tertinggi di US$ 48.650/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Royalti Naik, Investasi ke Industri Timah Banyak Tertunda