China "Mohon Maaf", Bursa Asia Rontok

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 May 2022 10:55
pasar saham asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia rontok pada perdagangan Senin (2/5/2022), penyebabnya perekonomian China yang terancam mengalami pelambatan. Saat beberapa bursa saham rontok, indeks saham di China justru libur Hari Buruh hingga Rabu (4/5/2022), sementara indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) libur Hari Raya Idul Fitri di pekan ini.

Bursa saham Hong Kong dan Singapura serta Malaysia juga libur pada perdagangan hari ini.

Indeks Nikkei Jepang turun 0,54%, sementara Topix 0,38%. Kospi Korea Selatan turun 0,5%, dan ASX Australia jeblok hingga 1,4%.

Australia menjadi yang paling terpukul sebab pelambatan ekonomi China akan berdampak besar bagi perekonomiannya. China merupakan pasar ekspor terbesar Australia.
Data pada akhir pekan lalu menunjukkan kontraksi sektor manufaktur China semakin dalam. Sebabnya, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang kembali melonjak dan memaksa pemerintah China menerapkan lockdown.

China menerapkan kebijakan nol Covid-19, begitu kasus mulai menanjak, maka lockdown langsung diterapkan.

Alhasil, aktivitas manufaktur pun kontraksinya makin dalam, terlihat dari purchasing managers' index (PMI) bulan April yang turun menjadi 47,4 dari sebelumnya 49,5.
PMI yang dirilis Caixin juga menunjukkan penurunan menjadi 46 dari sebelumnya 48,1.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Dengan demikian, sektor manufaktur China sudah mengalami kontraksi dua bulan beruntun.

Sektor non-manufaktur juga mengalami hal yang sama, bahkan kemerosotannya lebih tajam menjadi 41,9 dari sebelumnya 48,4 di bulan Maret.

"Virus corona Omicron dan kebijakan non-Covid-19 pemerintaj China menjadi penyebab utama merosotnya aktivitas manufaktur China di bulan April. Produksi industri menjadi terhenti, gangguan supply kembali terjadi," kata Rodrigo Cartril, analis National Australia Bank (NAB) dalam, sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

"Realistis jika melihat pelambatan ekonomi China yang tajam akan terjadi di kuartal II-2022, dan jika melihat sejarah maka perekonomian global juga akan menyusul," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular