Pegang Batu Bara, Niscaya 'Menang' di Hari Kemenangan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 May 2022 08:45
Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara anjlok minggu lalu. Namun, jika Anda main di kontrak batu bara pada awal Ramadan, maka pada Hari Raya Idulfitri niscaya bakal menang banyak.

Sepanjang pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ambles 14,42% secara point-to-point. Ini adalah koreksi mingguan terdalam sejak pekan ketiga Maret.

Meski demikian, pada awal Ramadan yang jatuh pada 1 April 2022, harga batu bara berada di US$ 252/ton. Akhir pekan lalu, harga batu hitam menyentuh US$ 299,3/ton.

Artinya kalau Anda membeli kontrak batu bara pada awal Ramadan, maka pada Hari Kemenangan ini bisa 'menang' 18,77%. Lumayan lah...

Halaman Selanjutnya --> Permintaan Tinggi, Harga Batu Bara Melesat

Tingginya permintaan menjadi latar belakang kenaikan harga batu bara dalam sebulan terakhir. Utamanya terlihat di China.

Usai musim liburan Tahun Baru Imlek, roda ekonomi Negeri Panda kembali berputar. Pada Maret, impor batu bara termal China tercatat 12,66 metrik ton. Melonjak 39% dibandingkan bulan sebelumnya.

Indonesia pun diuntungkan dengan tingginya permintaan di China. Pada Maret 2022, impor batu bara China asal Indonesia naik 37% month-to-month menjadi 9,89 metrik ton. Indonesia menyumbang 78% impor batu bara Negeri Tirai Bambu.

Toby Hassall, Analis Refinitiv, menilai ada sejumlah sentimen bullish bagi batu bara. Pertama adalah perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan. Perang ini (ditambah dengan berbagai sanksi) akan membuat pasokan batu bara dari Rusia makin seret, sehingga harga bisa terkerek.

Kedua, harga gas masih dalam tren naik. Akhir pekan lalu, harga pembangkitan listrik dengan gas alam di Eropa tercatat EUR 98/MWh.

Namun ke depan prospek kenaikan harga gas terbuka lebar. Iklim yang lebih dingin di Benua Biru membuat kebutuhan penghangat ruangan meningkat, yang artinya penggunaan listrik lebih banyak sehingga akan mendongkrak harga gas. Refinitiv memperkirakan harga gas akan kembali bullish ke kisaran EUR 99-100/MWh.

Ketiga, pasokan batu bara masih terbatas. Meski harga sedang tinggi, tetapi tidak otomatis membuat produksi meningkat. Hanya sedikit produsen yang merespons kenaikan harga dengan menambah produksi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular