Ekonomi AS Kuartal I-2022 Babak Belur, Apa Dampaknya ke RI?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
29 April 2022 15:30
Penembakan di kereta bawah tanah di New York City, Amerika Serikat
Foto: Petugas kepolisian berkumpul di dekat pintu masuk halte kereta bawah tanah di wilayah Brooklyn di New York, Selasa (12/4/2022). Sejumlah penumpang diberondong tembakan orang tak dikenal di kereta bawah tanah di New York City saat jam sibuk pagi hari yang menyebabkan penumpang terluka berdarah di peron kereta. (AP Photo/Kevin Hagen)

Ketakutan terbesar dalam negeri tentu apabila di Amerika Serikat terjadi resesi, yang pastinya akan mengirim gelombang perlambatan ekonomi secara luas di tingkat global.

Resesi sendiri ditandai dengan kontraksi dalam produk domestik bruto (PDB) secara tahunan (yoy) selama 2 kuartal beruntun atau lebih dalam satu tahun.

Resesi merupakan hal yang biasa terjadi, Amerika Serikat bahkan sudah berulang kali mengalami resesi.

Meski sudah biasa terjadi, tetapi efeknya cukup buruk. PDB seperti disebutkan sebelumnya mengalami penurunan, kemudian pendapatan masyarakat menurun, begitu juga dengan aktivitas manufaktur serta penjualan ritel. Tingkat pengangguran juga akan mengalami kenaikan.

Meski ekonom dan analis meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan segera pulih dan resesi sepertinya tidak akan terjadi tahun ini, perang di Ukraina atau lockdown di China dapat mengubah kesetimbangan.

Jika sampai terjadi, pelemahan ekonomi negara ekonomi terbesar di dunia, tentu dapat merembes ke Indonesia mengingat posisi Amerika Serikat juga cukup penting bagi Indonesia. AS merupakan mitra dagang terbesar kedua RI setelah China.

Sepanjang 2021, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebesar US$ 25,8 miliar, yang berkontribusi 11,75% terhadap total ekspor. Ketika resesi terjadi, apabila permintaan dari negara adidaya turun, maka akan membebani ekonomi RI.

Jika melihat ke belakang - pengecualian pandemi global 2020, resesi yang dialami AS pada periode 2007 hingga 2009 serta krisis finansial global memang tidak membuat Indonesia mengalami resesi, tetapi cukup membuat produk domestik bruto (PDB) mengalami pelambatan.

Pada kuartal I-2009, PDB Indonesia terjun ke bawah 5% (yoy), dan baru bisa kembali lagi ke atasnya di kuartal IV-2009.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular