Kinerja Komoditas April: Batu Bara Juara, Timah Merana

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
29 April 2022 13:20
Dok.PT Timah
Foto: Dok.PT Timah

Beda nasib, perak, tembaga, dan timah menjadi tiga komoditas "terboncos" bulan April.

Harga perak dunia merosot 6,47% sepanjang April. Meskipun ada ketidakpastian ekonomi akibat eskalasi geopolitik Rusia-Ukraina, namun tekanan dari kenaikan suku bunga lebih besar.

Laju harga perak dibebani oleh ekspektasi kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang mendorong dollar index melonjak 5,38% ptpt, tertinggi sejak 2002. Begitu juga imbal hasil alias yield surat utang pemerintah AS melonjak ke 2,82%, tertinggi sejak Desember 2018.

Apresiasi dolar AS adalah sentimen negatif bagi harga perak. Sebab, perak adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka perak jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan perak turun, harga pun terkoreksi.

Kenaikan yield juga sejatinya merupakan kabar buruk buat perak. Pasalnya, perak adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Saat memegang perak, opportunity cost naik dibandingkan memiliki obligasi.

Apresiasi mata uang dolar AS dan sikap agresif The Fed juga membebani laju tembaga. Tembaga dunia turun 6,54% sepanjang bulan April.

Tembaga adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka tembaga jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan tembaga turun, harga pun terkoreksi.

Sikap The Fed kemudian menahan laju penguatan tembaga. Karena ada kecemasan risiko pemulihan ekonomi jadi melambat.

Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.

Harga timah dunia melemah 6,68% sepanjang bulan April. Penyebabnya pasokan timah secara mengejutkan mulai memenuhi gudang-gudang. Padahal permintaan timah tidak meningkat karena harga yang mahal. Persediaan timah di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) melonjak 43,6% menjadi 3.030 ton.

Selain itu, harga timah juga tertekan dari kekhawatiran lockdown di China akan mengganggu permintaan dari konsumen timah terbesar di dunia tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular