Duh! Laba HM Sampoerna Anjlok 26%, Liabilitas Naik Rp 4,8 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) atau HM Sampoerna, membukukan kinerja kurang menggembirakan selama tiga bulan pertama 2022.
HM Sampoerna mencatat laba bersih sebesar Rp 1,91 triliun pada kuartal I-2022, anjlok 26% dibandingkan dengan Rp 2,59 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Jumat (29/4/2022), laba bersih per saham dasar merosot menjadi Rp 16 per unit pada kuartal I-2022, dari Rp 22 per unit pada kuartal I-2021.
Padahal, perseroan tercatat membukukan kenaikan penjualan bersih sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Penjualan bersih mencapai Rp 26,16 triliun, naik 11,05% dibandingkan dengan Rp 23,56 triliun pada kuartal I-2021.
Namun ternyata, beban pokok penjualan naik lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan penjualan. Beban pokok penjualan tercatat Rp 21,9 triliun pada kuartal I-2022, naik 18,25% dari Rp 18,52 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Alhasil, laba kotor tercatat menurun 15,4% dari Rp 5,04 triliun menjadi Rp 4,26 triliun.
Pada kesempatan yang sama, manajemen HM Sampoerna juga menyampaikan penjelasan sehubungan dengan kenaikan jumlah liabilitas perseroan per 31 Maret 2022 sebesar 20,1% atau kurang lebih Rp 4,8 triliun, dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2021.
"Kenaikan liabilitas terutama berasal dari penambahan utang cukai sebesar Rp 2,9 triliun dan disertai dengan kenaikan utang pajak lain-lain sebesar Rp 1,4 triliun," ungkap manajemen.
Penambahan utang cukai ini disebabkan adanya peraturan Menteri Keuangan No.57/PMK.04/2017 terkait restorasi fasilitas penundaan pembayaran pita cukai pada akhir tahun.
Untuk diketahui, jumlah liabilitas perseroan per Maret 2022 meningkat menjadi Rp 28,71 triliun, dibandingkan dengan Rp 23,9 triliun per Desember 2021.
(vap/vap)