
Efek Larangan Ekspor Sawit, Rupiah KO Lawan Ringgit!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang ekspor produk kelapa sawit demi menjaga pasokan dan menurunkan harga minyak goreng di dalam negeri. Namun kebijakan ini punya efek samping, salah satunya pelemahan nilai tukar rupiah.
Pada Jumat (28/4/2022) pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.468. Rupiah melemah 0,33% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Tidak hanya di hadapan dolar AS, rupiah juga lesu di hadapan mata uang negara-negara tetangga. Salah satunya adalah terhadap ringgit Malaysia.
Pada pukul 10:03 WIB, MYR 1 setara dengan Rp 3.315,3. Rupiah melemah 0,31%.
Halaman Selanjutnya --> Malaysia Ambil Alih Posisi Indonesia
Sulit dipungkiri bahwa larangan ekspor produk kelapa sawit (dari minyak sawit mentah alias CPO hingga minyak jelantah) membuat rupiah melemah. Sebab, minyak kelapa sawit adalah salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia.
Pada Januari-Februari 2022, nilai ekspor minyak kelapa sawit tercatat US$ 4,05 miliar. Angka ini berkontribusi 10,73% terhadap total ekspor non-migas.
Sepanjang 2021, nilai ekspor minyak kelapa sawit adalah US$ 28,52 miliar, melonjak 54,61% dibandingkan 2020. Tahun lalu, ekspor komoditas ini menyumbang 13,01% terhadap ekspor non-migas.
![]() |
Saat dunia kebingungan mencari CPO karena Indonesia melarang ekspor, Malaysia jadi tujuan utama. Ya, Negeri Harimau Malaya adalah produsen dan eksportir CPO terbesar kedua dunia.
Absennya Indonesia dari pasokan minyak sawit dunia, membuat Malaysia akan diuntungkan sebagai alternatif. Public Investment Bank (PIB) Malaysia menyebut dengan adanya larangan ekspor dari Indonesia, importir minyak sawit akan mengalihkan permintaannya ke Negeri Jiran.
"Langkah mengejutkan datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas pengetatan pasokan minyak nabati global. Menanggapi langkah tak terduga, harga minyak kedelai melonjak ke rekor tertinggi US$ 1.795 per ton dan minyak sawit berjangka naik MYR 36 menjadi 6.349 per ton," sebut laporan PIB Malaysia, sebagaimana dikutip dari The Star.
Dengan permintaan CPO Malaysia yang meningkat, otomatis permintaan terhadap ringgit juga meningkat. Jadi jangan heran rupiah melemah di hadapan mata uang tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Jokowi Larang Ekspor Sawit, Rupiah Lesu Lawan 3 Dolar Ini
