Larangan Ekspor jadi Nyata, Harga CPO Malah Turun Tipis

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
28 April 2022 10:55
Dilarang Jokowi, Ini Negara Tujuan Ekspor Migor Terbesar RI
Foto: Infografis/Dilarang Jokowi, Ini Negara Tujuan Ekspor Migor Terbesar RI/Aristya Rahadian

Indonesia adalah produsen, eksportir dan konsumen utama minyak sawit, menyumbang sekitar 60% dari total pasokan. Sementara itu, Malaysia adalah pemasok terbesar kedua dengan sekitar 25% dari pangsa pasokan global.

India merupakan importir utama minyak sawit, sementara China, Pakistan, Bangladesh, Mesir dan Kenya adalah pembeli utama lainnya.

"Keputusan Indonesia tidak hanya memprengaruhi ketersediaan minyak sawit, tapi juga minyak nabati di seluruh dunia. Jika menghitungnya, setiap bulan tanpa ekspor Indonesia sama dengan mengambil 3% dari total ekspor minyak nabati dunia,' tambah Fry dikutip dari Reuters.

Indonesia biasanya memasok hampir setengah dari total impor minyak sawit India, sementara Pakistan dan Bangladesh mengimpor hampir 80 persen minyak sawit mereka dari Indonesia.

Ketua Asosiasi Penyulingan Minyak Goreng Pakistan Rasheed Jan Mohd mengatakan bahwa setiap negara akan menderita karena hilangnya minyak sawit Indonesia. Namun, Malaysia akan diuntungkan karena sebagian besar importir minyak sawit akan mengalihkan permintaan dari Indonesia ke Malaysia.

Pada Minggu (25/4), Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia Zuraida Kamaruddin mengatakan kepada media lokal bahwa Malaysia "siap dan mampu" untuk memasok komoditas. Malaysia memperkirakan bahwa produksi CPO Malaysia akan meningkat karena pekerja asing diperkirakan akan kembali setelah pembukaan kembali perbatasan. Malaysia News hari ini telah melaporkan bahwa Indeks Perkebunan Bursa Malaysia naik 1,6%.

Namun, secara terpisah, Wakil Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Wee Jeck Seng mengatakan bahwa lonjakan produksi akan tetap membutuhkan waktu untuk diterapkan. Sehingga, ketidakseimbangan dalam permintaan dan penawaran akan membuat harga minyak sawit dan minyak pesaing lainnya melonjak.

Lalu, seberapa banyak kontribusi ekspor CPO bagi ekonomi Indonesia?

Melansir situs resmi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Direktur Esksekutif GAPKI, Muktri Sardjono mengungkapkan bahwa peranan sawit sangatlah penting dalam perdagangan ekspor Indonesia.

Ekspor sawit dan produk turunannya mencapai US$35,5 miliar sepanjang 2021 yang menempatkannya sebagai penghasil devisa.

Melansir Refinitiv, setiap bulannya pendapatan negara dari ekspor CPO tahun 2021 dan turunannya mencapai US$ 3 miliar, artinya jika ekspor CPO dan produk RBD dan turunannya disetop maka pendapatan negara yang hilang sebesar lebih dari US$ 210 juta atau Rp 3 triliun untuk produk CPO dan US$ 1,2 miliar atau lebih dari Rp 17 triliun untuk produk RDB (kurs Rp 14.400/US$). Jika di totalkan, artinya Indonesia akan merugi sebanyak Rp 20 triliun.

Indonesia ekspor 2021Sumber Refinitiv

Bahkan pada pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono juga telah mengumumkan adanya surplus pada neraca perdagangan Indonesia senilai US$4,53 miliar yang ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh lebih tinggi sebesar 44,36% (yoy) dibandingkan impor yang tumbuh 30,85% (yoy).

Pada Januari-Februari 2022, ekspor CPO telah menyumbang US$4,05 miliar atau 10,73% terhadap total ekspor non-migas.

Apabila ekspor CPO diberhentikan, maka kemungkinan pendapatan pada neraca perdagangan Indonesia akan berkurang pada bulan selanjutnya. Tidak hanya itu, harga minyak nabati global akan terancam melonjak karena persediaan CPO, minyak biji bunga matahari dan minyak kedelai terbatas ketersediaanya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

 

 

(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular