China Kirim Kabar Gembia, Harga Tembaga Melesat!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 April 2022 17:04
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melesat hari ini karena harapan stimulus China dapat menopang ekonomi sehingga berdampak positif terhadap permintaan logam.

Pada Rabu (27/4/2022) pukul 16.18 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.918,5/ton, naik 1,21% dibandingkan harga penutupan kemarin.

"Investor menimbang penguncian ketat yang berdampak pada aktivitas industri terhadap langkah-langkah yang mendukung ekonomi," kata ahli strategi komoditas di ANZ dalam sebuah catatan.

Bank sentral China mengatakan akan meningkatkan dukungan kebijakan moneter yang hati-hati untuk ekonomi riil. China akan menjaga likuiditas yang cukup dan mendorong perkembangan pasar keuangan yang sehat dan stabil.

Hal ini membuat pasar optimis ekonomi China akan bertahan di tengah gempuran kasus Covid-19 yang membuat pemerintah setempat menerapkan karantina wilayah atau lockdown.

China adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista. Sehingga permintaan dari China bisa memberi pengaruh positif terhadap harga tembaga.

Persediaan logam tembaga di gudang juga menjadi salah satu faktor pendukung kenaikan harga tembaga dunia hari ini.

Kemarin (26/4/2022) persediaan di gudang bursa logam London (LME) tercatat 135.175 ton, telah turun 46,95% dibandingkan dengan bulan Agustus (puncak persediaan 2021). Bahkan pada awal tahun 2022, persediaan tembaga di LME menyentuh level terendah sejak 2005.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular