Dolar AS Terlalu Strong, Harga Perak Melemah 3 Hari Beruntun!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 April 2022 16:58
Petugas menunjukkan cincin perak di pasar mas Cikini, Senin, 22/11. Harga perak dunia turun pada perdagangan ini di tengah kebimbangan antara potensi inflasi yang lebih tinggi dan sikap The Fed yang menahan suku bunga. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 15,0200/troy ons, turun 0,12% . Pantauan CNBC Indonesia di lokasi. Harga perak terpantau stabil Di toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu. Di Toko Yossi berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia melemah pada perdagangan hari ini karena dollar Index yang menguat menekan aset safe haven tersebut.

Pada Rabu (27/4/2022) pukul 15.50 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 23,44/ons, melemah 0,19% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Harga perak terus turun sepanjang pekan ini. Hingga hari ini, harga perak telah turun 2,86% point-to-point (ptpt) sepanjang pekan ini. Laju harga perak dibebani oleh ekspektasi kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang mendorong dollar index dan imbal hasil alias yield surat utang pemerintah AS melonjak.

Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,32% menjadi 102,63, tertinggi sejak Maret 2020. Sejatinya apresiasi dolar AS adalah sentimen negatif bagi harga perak.

Sebab, perak adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka perak jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan perak turun, harga pun terkoreksi.

Sementara imbal hasil alias yield surat utang pemerintah AS juga bergerak naik. Untuk tenor 10 tahun,yieldmelonjak ke 2,76%. Pada perdagangan akhir pekan,yieldinstrumen ini berada di zona tertinggi sejak 2019.

Kenaikan yield juga sejatinya merupakan kabar buruk buat perak. Pasalnya, perak adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Saat memegang perak, opportunity cost naik dibandingkan memiliki obligasi.

Konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda juga menjadi faktor penopang pergerakan perak. Dalam perkembangan terbaru, Rusia kembali memperingatkan NATO dan sekutunya tentang potensi perang nuklir sebagai buntut ketegangan di Ukraina yang turut menyeret keterlibatan negara-negara Barat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Masih Jadi Momok, Harga Perak Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular