Larangan Ekspor Sawit Bikin Rp 17 T Lenyap, Rupiah Sehat?
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (27/4/2022). Meski demikian, penguatannya tipis saja tidak seperti Selasa kemarin yang menguat cukup tajam.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.400/US$, menguat 0,07% dan tertahan di level tersebut hingga pukul 10:09 WIB.
Periode | Kurs Selasa (26/4) pukul 15:17 WIB | Kurs Rabu (27/4) pukul 8:50 WIB |
1 Pekan | Rp14.382,9 | Rp14.410,5 |
1 Bulan | Rp14.402,0 | Rp14.445,0 |
2 Bulan | Rp14.435,0 | Rp14.484,5 |
3 Bulan | Rp14.475,0 | Rp14.519,0 |
6 Bulan | Rp14.576,0 | Rp14.640,0 |
9 Bulan | Rp14.693,0 | Rp14.740,0 |
1 Tahun | Rp14.807,0 | Rp14.855,0 |
2 Tahun | Rp15.230,0 | Rp15.266,0 |
Meski demikian, ada risiko rupiah bisa melemah sebab kurs non-deliverable forward (NDF) lebih lemah pagi ini ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan kemarin.
Larangan ekspor minyak sawit yang sempat membuat rupiah tertekan akhirnya sudah ada kejelasan. Minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) masih bisa diekspor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kemarin malam menyatakan pelarangan ekspor hanya diperuntukkan untuk produk Refined, Bleached, Deodorized (RBD) palm olein. Artinya CPO masih bisa diekspor.
Larangan ekspor RBD palm olein mulai diberlakukan 28 April 2022. Larangan ini berlaku sampai harga minyak goreng curah turun menjadi Rp 14.000 per liter.
"Pelarangan ekspor RBD palm olein yang merupakan bahan baku minyak goreng sejak 28 April pukul 00.00 WIB sampai tercapainya harga minyak goreng curah Rp 14.000 per liter di pasar tradisional," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers singkat di saluran YouTube, Selasa (26/4/2022).
Meski ekspor CPO tidak dilarang, tetapi pendapatan negara bisa tergerus signifikan jika ekspor RBD palm olein dilarang dalam waktu yang lama. Sebab, dari total ekspor CPO dan produk turunannya, RBD palm olein kontribusinya paling besar yakni 41%. Sementara CPO kontribusinya hanya 7% saja.
Setiap bulannya pendapatan negara dari ekspor CPO dan turunannya mencapai US$ 3 miliar, artinya jika ekspor RBD palm olein disetop maka pendapatan negara yang hilang sebesar US$ 1,2 miliar atau lebih dari Rp 17 triliun (kurs Rp 14.400/US$).
Hilangnya pendapatan tersebut cukup siginifikan dan bisa menggerus surplus neraca perdagangan Indonesia. Untuk di ketahui, surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret Sebesar US$ 4,53 miliar, artinya sekitar sepertiganya akan hilang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)