
Dibantu China dan Rusia, Emas Kembali Berkilau

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas sedikit membaik setelah terus berkutat dalam zona negatif. Pada Selasa (26/4/2022) pukul 14:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.903,01 per troy ons. Menguat 0,28%.
Menguatnya emas mengakhiri tren negatif yang berlangsung sejak akhir pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (22/4/2022) dan Senin (25/5/2022), emas ditutup melemah.
Kemarin, harga emas ditutup di US$ 1.897,69 per troy ons. Level tersebut mengirim emas ke dalam zona harga US$ 1.800 per troy ons. Terakhir kali emas berada di bawah level US$ 1.900 adalah pada 25 Februari 2022 atau pada awal serbuan Rusia ke Ukraina.
Dalam sepekan, harga emas sudah terkoreksi 2,78% point to point. Dalam sebulan, harga emas juga melemah 2,78% sementara dalam setahun masih melesat 9,88%.
Jeffrey Halley, analis dari OANDA, mengatakan penguatan emas didukung oleh kebijakan People's Bank of China yang akan memangkas jumlah cadangan valas yang harus dimiliki bank atau rasio persyaratan cadangan valas sebesar 1% menjadi 8% mulai 15 Mei. Kebijakan tersebut diharapkan bisa meningkatkan nilai tukar yuan sekaligus melawan keperkasaan dollar Amerika Serikat (AS).
Sebagaimana diketahui, kenaikan dollar AS berdampak negatif ke harga emas karena emas menjadi mahal. Indeks dolar AS hari ini melemah terhadap 6 mata uang dunia. Pukul 11:00 WIB, terpantau dolar AS kembali melemah sebanyak 0,20% ke level 101,546.
"Namun, harga emas masih sangat volatile," tutur Halley, seperti dikutip Reuters.
Halley menambahkan konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda juga menjadi faktor pendukung pergerakan emas. Dalam perkembangan terbaru, Rusia kembali memperingatkan NATO dan sekutunya tentang potensi perang nuklir sebagai buntut ketegangan di Ukraina yang turut menyeret keterlibatan negara-negara Barat.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Barat untuk tidak meremehkan peningkatan risiko konflik nuklir atas Ukraina dan mengatakan. Menurutnya, NATO pada dasarnya terlibat dalam perang fraksi (proxy war) melawan Rusia dengan terus memasok persenjataan ke Ukraina.
Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas tengah menguji titik resistensinya di US$ 1.908 per troy ons. Jika emas bergerak di atas titik tersebut maka harganya bisa merangkak ke kisaran US$ 1.917-1.924.
Titik support emas ada di angka US$ 1.894. Jika emas bergerak di bawah level tersebut maka harganya bisa terus turun ke US$ 1.870.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sinyal Krisis Semakin Kuat, Emas Menuju Rp 2 Juta per Gram!