Kuartal I 5,8%, BNI Pertahankan Target Pertumbuhan Kredit 10%

Market - Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
26 April 2022 12:26
Kinerja Kian Solid, BNI Cetak Laba Rp 3,96 Triliun di Q1-2022 (CNBC Indonesia TV) Foto: Kinerja Kian Solid, BNI Cetak Laba Rp 3,96 Triliun di Q1-2022 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencetak rekor perolehan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (Pre-Provisioning Operating Profit/PPOP) pada kuartal I/2022.

Nilai PPOP BNI per Maret 2022 mencapai Rp 8,5 triliun atau yang tertinggi selama perseroan berdiri.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar berkata, perolehan PPOP yang memecahkan rekor berkontribusi pada pertumbuhan laba perseroan secara konsolidasian sebesar 63,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3,96 triliun. Pada periode yang sama, penyaluran kredit BNI tumbuh 5,8% YoY menjadi Rp 591,68 triliun.

"Posisi ini sudah lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi yakni pada kuartal I/2020. Kami bersyukur BNI mampu mempertahankan kinerja yang solid pada awal tahun ini. Kinerja ini merupakan salah satu tanda dari pemulihan sekaligus pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun ini," kata Royke, Selasa (26/4/2022).

Hingga akhir 2022, BNI menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 7% - 10%. Pemenuhan target ini akan dikejar melalui rencana penyaluran kredit lebih kuat dan berkualitas di semua segmen.

Per akhir Maret 2022, nilai Net Interest Margin (NIM) atau marjin bunga bersih BBNI stabil di posisi 4,5%. Kemudian, pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) perseroan tumbuh 25,6% secara tahunan menjadi Rp 4,03 triliun.

"Kredit di segmen business banking masih menjadi motor akselerasi bisnis BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta tumbuh 9,9% menjadi Rp 193,2 triliun. Segmen large commercial tumbuh 24,5% YoY menjadi Rp 46,1 triliun, segmen UMKM tumbuh 11,8% YoY dengan nilai kredit Rp 98 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor business banking tumbuh 4,8% YoY menjadi Rp 489,3 triliun," ujarnya.

Royke berkata, pada tiga bulan pertama 2022 rasio Loan at Risk BNI ada di posisi 22,1%. Kemudian, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross perseroan turun 60 bps dari 4,1% menjadi 3,5%.

Terakhir, restrukturisasi kredit yang dilakukan BNI terus berkurang nilainya. Kini, angka pembiayaan yang direstrukturisasi BNI akibat terdampak Covid-19 senilai Rp 69,6 triliun. Angka ini turun dari posisi tahun lalu yaitu Rp 84,3 triliun.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

BNI Resmi Gandeng Sea Limited, Siap Lepas Saham Bank Mayora


(vap/vap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading