Ditinggal Indika Energy, MBSS Bermanuver ke Angkutan Nikel

Putra, CNBC Indonesia
26 April 2022 07:25
doc.Mitrabahtera Segara Sejati
Foto: doc.Mitrabahtera Segara Sejati

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) sebagai emiten yang bergerak di sektor pengangkutan batu bara, kini mulai mengepakkan sayap bisnisnya ke sektor pengangkutan logam dan mineral nikel.

Hal itu terjadi setelah pemegang saham pengendali (PSP) MBSS berganti dari dulunya PT Indika Energy Tbk (INDY) ke PT Galley Adhika yang kini mengempit 82,5% saham perseroan.

"Memanfaatkan peluang jaringan pelanggan dari pemegang saham utama baru, Perseroan akan menjajaki peluang diversifikasi usaha terutama untuk pengangkutan kargo baru (nikel) sebagai bagian dari upaya menjaga kelangsungan bisnis Perusahaan di masa mendatang." Tulis MBSS dalam keterangan resminya.

Untuk mendukung langkah pemerintah mewujudkan net zero carbon emission, MBSS bahkan sampai melengkapi armada kapalnya khusus untuk mengangkut nikel.

MBSS dan grup telah memutuskan untuk memesan 23 armada kapal ke PT Karya Teknik Utama dengan kapasitas hingga 9.800 metrik ton per kapal (total 225.400 metrik ton) dengan target penyerahan bertahap mulai dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2022.

Untuk diketahui, perseroan juga memiliki fasilitas kredit investasi dari Bank Central Asia (BCA) senilai Rp 200 miliar.

Sebagai informasi, nikel merupakan salah satu mineral yang bisa dibilang paling berharga di abad ini. Saking berharganya, banyak kalangan pengusaha yang rela menggelontorkan uang banyak untuk berinvestasi di sektor ini.

Sebenarnya nikel bukanlah logam yang baru ditemukan dan sudah sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Aplikasi nikel selama ini banyak digunakan untuk pembuatan baja tahan karat.

Namun seiring dengan berkembangnya teknologi dan tuntutan zaman untuk mengedepankan prinsip Environmental Social and Governance (ESG), industri hilir nikel mencakup energi baru terbarukan (EBT) terutama untuk bahan baku pembuatan baterai mobil listrik.

Momentum dan peluang inilah yang dimanfaatkan oleh MBSS untuk melakukan ekspansi bisnis di tengah prospek yang sangat menjanjikan.

Sementara itu dari sisi kinerja, MBSS berbalik membukukan untung di tahun 2021. Perbaikan kinerja keuangan perseroan juga tak terlepas dari momentum kenaikan harga komoditas terutama energi global.

MBSS berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$11,5 juta bersih di tahun berjalan dari kerugian US$15,0 juta pada tahun sebelumnya. MBSS menutup periode 2021 dengan pendapatan US$73,4 juta, laba kotor US$15,2 juta dan EBITDA US$28,6 juta.

Volume pengangkutan tercatat sebesar 35,9 juta metrik ton pada tahun 2021, meningkat jika dibandingkan dengan 32,7 juta metrik ton pada tahun 2020.

Sejalan dengan peningkatan pada volume tersebut, pendapatan Perseroan naik menjadi US$73,4 juta pada tahun 2021.

Peningkatan terjadi seiring dengan membaiknya kondisi pasar batu bara yang mengakibatkan peningkatan permintaan batu bara, ditambah dengan strategi komersial terkait pemanfaatan kombinasi pengiriman untuk beberapa armada sehingga meningkatkan utilisasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular