Breaking News: Harga Timah Dunia Ambles 6%!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia jatuh pada perdagangan hari ini. Lonjakan pasokan di gudang jadi faktor penekan harga timah. Ditambah penyebaran Covid-19 di China, konsumen utama logam dunia.
Pada Senin (25/4/2022) pukul 16:10 WIB harga timah dunia tercatat US$ 39.650/ton, ambruk 6% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Pasokan timah secara mengejutkan mulai memenuhi gudang-gudang. Padahal permintaan timah tidak meningkat karena harga yang mahal.
Gudang yang terdaftar pada bursa logam London (LME) di Baltimore AS mengalami peningkatan tajam persediaan timah dari 175 ton pada 5 April menjadi 620 ton. Seperti di AS, sebagian besar pelaku pasar kaget atas peningkatan persediaan yang tersedia di gudang LME Eropa. Sekitar 775 ton dikirim ke Antwerpen pada 7 April dan melonjak ada 785 ton. Sementara 75 ton juga tersedia di Rotterdam pada hari itu.
Pelaku pasar terkejut dengan kenaikan persediaan tersebut. Sebab permintaan sepi untuk membuat pasokan timah memenuhi gudang.
"Materialnya banyak dan jelas tidak banyak orang yang memegang bahan semacam itu di Eropa. Sepertinya tidak ada yang tahu dari mana bahan itu berasal, itu sebuah misteri," kata sumber produser pada 11 April.
Jumlah persediaan di seluruh gudang LME pada 22 April melonjak tajam sebesar 175 ton atau 6,5% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 2.875 ton. Jika diukur dari awal tahun, pasokan timah dunia telah melonjak 40,6%.
Di sisi lain, penyebaran Covid-19 di China makin memburuk.Bahkan, China mulai mengalami lonjakan kematian yang signifikan akibat Covid-19. D6,5%i pusat perekonomian negara itu, Shanghai misalnya, otoritas melaporkan 39 kematian baru pada Minggu, (24/4/2022).
Shanghai sendiri sudah mengumumkan kematian pertamanya pada 18 April. Saat ini, angka infeksi masih berada di kisaran 20 ribu kasus per hari, gabungan bergejala dan asimptomatik.
Padahal kota itu sudah dikunci (lockdown) sejak awal bulan. Bahkan penguncian masih terus berlanjut hingga kini.
Angka ini membuat pemerintah regional di Negeri Tirai Bambu mulai waspada. Di ibu kota China, Beijing, pejabat mulai menyuarakan langkah pengetatan setelah menemukan 22 kasus Covid-19 pada Sabtu.
Lockdowndi China dikhawatirkan akan menghambat permintaan timah dan menekan laju harganya.
China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga timah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)