Ada Larangan Ekspor CPO, IHSG Turun Tipis Berkat Inflow Asing

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 25/04/2022 15:44 WIB
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (25/4/2022), seiring dengan reaksi investor terhadap larangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun 0,13% ke level 7.215,979. Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat ambruk hingga 1% dan menyentuh level terendah hariannya di angka 7.121,86 pada sekitar pukul 09.00 WIB.

Namun selang beberapa menit hingga satu jam kemudian, IHSG berhasil memangkas pelemahannya hingga perdagangan sesi II. Bahkan, IHSG sempat menyentuh zona hijau tipis, meski pada akhirnya tetap ditutup di zona merah.


Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitaran Rp 19 triliun dengan melibatkan 31 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 162 saham terapresiasi, 388 saham terdepresiasi, dan 150 saham stagnan.

Investor asing pun masih getol memburu saham-saham di RI (net buy) hingga mencapai Rp 3,49 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 137,66 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 3,36 triliun di pasar tunai dan negosiasi.

Asing melakukan pembelian bersih di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 283,2 miliar dan di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 127,6 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham BBRI ditutup melesat 1,89% ke level harga Rp 4.840/unit. Sedangkan saham BBCA berakhir melonjak 1,59% ke level Rp 8.000/unit.

Sebaliknya, penjualan bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 201,8 miliar dan di saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 102 miliar.

Saham BMRI ditutup melemah 0,6% ke level Rp 8.225/unit, sedangkan saham ASII berakhir menguat 0,35% ke posisi Rp 7.075/unit.

Sementara dari nilai transaksinya, saham BBRI juga menjadi yang terbesar, dengan nilai perdagangan sebesar Rp 1,1 triliun. Kemudian disusul saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan BMRI masing-masing sebesar Rp 745,9 miliar dan Rp 740,9 miliar.

IHSG mengekor bursa saham Asia-Pasifik yang terpantau berjatuhan pada perdagangan awal pekan ini. Bahkan, indeks Shanghai menjadi yang paling parah koreksinya, di mana Shanghai ambruk hingga lebih dari 5%.

Sebelumnya pada perdagangan Jumat pekan lalu, bursa saham Amerika Serikat (AS) juga ditutup ambruk lebih dari 2%. Indeks Dow Jones ditutup ambruk 2,82%, S&P 500 ambles 2,77%, dan Nasdaq ambrol 2,55%.

Investor masih merespons negatif dari sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang berpotensi semakin agresif menaikkan suku bunga acuannya.

Ketua The Fed, Jerome Powell pada Jumat lalu mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) sudah siap diketok pada pertemuan The Fed berikutnya. Hal ini tentunya memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham.

Sementara itu dari dalam negeri, pernyataan Presiden Joko Widodo pada Jumat lalu (22/4/2022) yang memutuskan melarang ekspor CPO, salah satu kontributor terbesar surplus neraca perdagangan Indonesia, juga menjadi sentimen negatif bagi IHSG pada hari ini.

Ekspor CPO merupakan salah satu kontributor terbesar surplus neraca perdagangan, sehingga memberikan dampak negatif ke IHSG, bukan hanya emiten sawit.

Larangan tersebut akan menyurutkan pendapatan negara karena porsi ekspor komoditas ini merupakan yang terbesar, yakni mencapai 13,01% dari ekspor nonmigas Indonesia pada tahun 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat