Bye Dolar! Arab Saudi dan Israel Perbanyak Gunakan Yuan China

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 April 2022 16:10
Dollar
Foto: Freepik

Berdasarkan laporan Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) porsi dolar AS dalam cadangan devisa global saat ini berada di level terendah dalam 20 tahun terakhir.

Hal tersebut mengindikasikan penggunaan dolar AS dalam perdagangan international mengalami penurunan, yang terjadi akibat peningkatan peran euro, serta yuan China.
Ekonom dari Goldman Sachs, Cristina Tessari, bahkan memperingatkan peran dolar AS di dunia berisiko semakin terkikis, dan menghadapi tantangan yang sama seperti poundsterling Inggris pada awal 1990an.

Untuk diketahui, poundsterling dulu merupakan mata uang cadangan devisa terbesar di dunia sebelum dilewati dolar AS pada pertengahan abad 20.

Langkah Amerika Serikat dan sekutunya yang membekukan aset cadangan devisa bank sentral Rusia membuat kekhawatiran negara-negara lain akan mulai mengurangi penggunaan dolar AS. Sebab, dikhawatirkan dolar AS akan digunakan menjadi senjata oleh Amerika Serikat.

Sementara itu, Gita Gopinath, wakil direktur IMF mengatakan kepada Financial Times sanksi Barat terhadap Rusia bisa menciptakan sistem global yangt lebih terfragmentasi dan bisa merusak dolar AS.

Ia juga menyatakan peningkatan penggunaan mata uang lain dalam perdagangan dunia membuat bank sentral mendiversifikasi cadangan devisa mereka, dan porsi dolar AS akan diturunkan.

Meski demikian, banyak analis melihat dolar AS masih akan mempertahankan statusnya sebagai mata uang cadangan devisa terbesar di masa yang akan datang, sebab saat ini meski posisinya berada di levekl terendah 20 tahun, tetapi porsinya masih sekitar 59% dari total cadangan devisa global.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular