
Tak Terhentikan, Saham BBNI Bakal ke Rp 10.000?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ditutup menguat 2,14% di level Rp 9.550/unit hingga sesi I perdagangan Senin (25/4/2022) berakhir.
Apabila dilihat, harga saham BBNI sedang berada pada jalur uptrend. Secara year to date (ytd) harga saham BBNI telah naik 41,5% dan menjadi satu-satunya saham bank kakap dengan kenaikan lebih dari 30%.
Secara psikologis memang BBNI sedang mencoba untuk menembus harga psikologis Rp 10.000/unit. Terakhir, harga saham BBNI menembus level Rp 10.250/unit pada 2018 silam yang sekaligus menjadi level tertinggi sepanjang sejarah BBNI.
Ada beberapa katalis positif yang turut mengerek naik harga saham BBNI di sepanjang tahun ini. Pertama adalah dari sisi inflow.
Data perdagangan mencatat investor asing membukukan net buy saham BBNI senilai Rp 5,9 triliun. Saham BBNI menjadi saham big cap yang paling diborong asing ketiga setelah BBRI dan TLKM.
Adanya inflow dana asing apalagi besar tentu dapat mengerek naik harga suatu saham termasuk saham blue chip sekelas BBNI.
Katalis positif kedua adalah jika dicermati sebenarnya harga saham BBNI sejak pandemi Covid-19 cenderung lagging dibandingkan dengan harga saham big bank lain.
Saat awal-awal Covid-19 melanda, harga saham BBNI drop hampir 60% dan menjadi saham bank kakap dengan penurunan paling signifikan.
Proses recovery harga saham BBNI pun terbilang lambat. Ketika harga saham BBCA & BBRI mulai pulih ke level sebelum Covid-19 pada Oktober 2021, harga saham BBNI masih yang paling ketinggalan.
Namun saham BBNI berhasil mengejar dan di kuartal keempat harga saham bank dengan logo 46 ini menguat signifikan dan uptrend tersebut pun berlanjut hingga sekarang.
Katalis positif selanjutanya terkait dengan kinerja fundamentalnya. Seperti yang sudah diketahui bersama BBNI berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 3x di tahun 2021.
BBNI juga membagikan dividen 25% dari laba bersihnya senilai Rp 2,72 triliun kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2021.
Selanjutnya katalis positif lain berasal dari prospek perseroan yang bakal menggarap bank digital lewat strategi anorganik, dengan mengakuisisi PT Bank Mayora.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Meledak 7.010 Kasus, Saham Rumah Sakit Diserbu Investor