IHSG Sempat Ambruk, Asing Curi Kesempatan Serok Saham Ini!

Putra, CNBC Indonesia
25 April 2022 13:26
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflow dana asing di pasar reguler hingga sesi I perdagangan hari ini (Senin, 25/4/2022) cenderung tak begitu besar seperti biasanya. IHSG finis di sesi pertama dengan koreksi tipis 0,14% di level 7.215,46 setelah sempat ambruk 1% lebih ke level 7.121,88.

Data perdagangan mencatat asing net buy Rp 75,52 miliar di pasar reguler. Berikut ini adalah 5 saham dengan net buy asing terbesar di pasar reguler untuk perdagangan sesi I.

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) net buy Rp 181,27 miliar.

2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) net buy Rp 36,11 miliar.

3. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) net buy Rp 22,98 miliar.

4. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) net buy Rp 18,18 miliar.

5. PT Indosat Tbk (ISAT) net buy Rp 11,01 miliar.

Meski transaksi net buy di pasar reguler tipis, namun transaksi di pasar negosiasi cenderung jumbo di saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Data perdagangan mencatat, saham TBIG dibeli asing di pasar negosiasi di harga Rp 3.200/unit sebanyak 10.259.455 lot yang mewakili sekitar 4,53% dari total saham outstanding TBIG.

Nilai transaksi negosiasi di saham TBIG mencapai Rp 3,28 triliun. Dalam transaksi tersebut asing bertindak sebagai pembeli sementara investor domestik bertindak sebagai penjual.

Bursa Asia-Pasifik juga ikut terkoreksi cukup dalam pada pagi hari ini mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada Jumat pekan lalu (22/4/2022) yang kembali berjatuhan seiring dengan rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang agresif menaikkan suku bunga acuan.

Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat lalu mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) sudah siap diketok pada pertemuan The Fed berikutnya. Hal ini tentunya memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham.

Sedangkan dari dalam negeri, Anjloknya IHSG sesi I dipicu oleh pernyataan Presiden Joko Widodo jumat lalu (22/4/2022) yang memutuskan melarang ekspor CPO, salah satu kontributor terbesar surplus neraca perdagangan Indonesia.

Ekspor CPO yang merupakan salah satu kontributor terbesar surplus neraca perdagangan, sehingga memberikan dampak negatif ke IHSG, bukan hanya emiten sawit. Larangan tersebut akan menyurutkan pendapatan negara kareba porsi ekspor komoditas ini merupakan yang terbesar, yakni mencapai 13,01% dari ekspor nonmigas Indonesia pada 2021.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular