
Andai Tidak Ada 'Asing', IHSG Mungkin Jatuh Lebih Dalam

Jakarta, CNBC Indonesia - Hawa di pasar saham global yang sedang tak enak juga merambat dan menjangkiti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sejak perdagangan dibuka, indeks saham acuan nasional tersebut sudah drop signifikan. Hanya dalam waktu singkat IHSG terpelanting keras ke zona merah dengan koreksi 1%.
IHSG sempat anjlok dengan koreksi lebih dari 1,2% dan keluar dari level psikologis 7.200. Bahkan IHSG sempat berada di level terendahnya di 7.121,86 yang sudah sangat mendekati level psikologis 7.100.
Kendati IHSG mengalami koreksi, asing masih tetap saja lanjut mengkoleksi saham-saham RI. Asing terpantau net buy Rp 38,4 miliar di pasar reguler hingga pukul 09.45 WIB.
Adanya inflow asing tersebut cukup meredam pergolakan IHSG dan indeks pun mencoba rebound. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, kinerja IHSG di pagi ini masih lebih baik.
Indeks Hang Seng dan Shang Hai Composite kompak melemah lebih dari 2%. Sementara itu indeks Nikkei ambruk 1,94%. Hanya indeks Straits Times saja yang koreksinya lumayan tipis yaitu 0,48%.
Investor masih merespons negatif dari pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell pada Jumat lalu dini hari waktu Indonesia, di mana Powell mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) sudah siap diketok pada pertemuan The Fed berikutnya.
Indeks Dow Jones ditutup ambruk 2,82% ke level 33.811,398, S&P 500 anjlok 2,77% ke 4.271,83, dan Nasdaq Composite longsor 2,55% ke posisi 12.839,29.
Jebloknya Wall Street tentunya memberikan sentimen negatif ke pasar saham global. Maklum saja, Wall Steet merupakan kiblat bursa saham dunia.
Dari dalam negeri sentiment datang dari larangan ekspor CPO yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir pekan lalu.
Keputusan tersebut ditetapkan Jokowi Jumat pekan lalu setelah memimpin rapat terbatas mengenai pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, utamanya minyak goreng dalam negeri. Kebijakan ini akan berlaku mulai 28 April 2022, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Kebijakan tersebut tentunya bisa memberikan dampak negatif ke IHSG, tidak hanya emiten sawit, tetapi juga secara keseluruhan. Sebab, dengan dilarangnya ekspor CPO pendapatan negara akan berkurang drastis.
(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000