Rupiah Jeblok Parah! Gegara Jokowi Larang Ekspor CPO?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 25/04/2022 09:08 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (25/4/2022), hingga menyentuh level terlemah di tahun ini. Indeks dolar AS yang terus menanjak memberikan tekanan bagi rupiah, selain itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memutuskan melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga memberikan sentimen negatif.

Begitu perdagangan dibuka rupiah langsung jeblok hingga 0,55% ke Rp 14.435/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 6 Desember 2021 lalu. Jebloknya nilai tukar rupiah tersebut terbilang parah jika melihat pergerakan rupiah dalam beberapa pekan terakhir yang tipis-tipis saja. Sepanjang pekan lalu, pelemahan rupiah kurang dari 0,1%. 

Tanda-tanda rupiah bakal jeblok sudah terlihat di pasar non-deliverable forward (NDF) yang nilainya jauh lebih lemah pagi ini ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan Jumat (22/4/2022). 


PeriodeKurs Jumat (22/4) pukul 15:13 WIBKurs Senin (25/4) pukul 8:54 WIB
1 PekanRp14.368,7Rp14.474,0
1 BulanRp14.371,0Rp14.515,0
2 BulanRp14.388,0Rp14.548,0
3 BulanRp14.408,0Rp14.583,0
6 BulanRp14.486,0Rp14.660,0
9 BulanRp14.581,0Rp14.755,0
1 TahunRp14.709,8Rp14.934,5
2 TahunRp15.101,3Rp15.246,7

Indeks dolar AS yang terus ngegas, sepanjang pekan lalu melesat 0,9% ke 101,22 yang merupakan level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Beberapa pejabat The Fed sudah menunjukkan dukungan untuk bertindak lebih agresif guna melandaikan inflasi membuat dolar AS terus melesat. Bahkan, salah satu Presiden The Fed Minneapolish, Neel Kashkari, pejabat elit yang paling dovish kini membuka peluang kenaikan suku bunga lebih agresif.

Berdasarkan perangkat Fed Watch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 99,6% The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% pada 4 Mei mendatang (waktu setempat).

Foto: CME Group

Selain itu, ada probabilitas sebesar 70% The Fed akan menaikkan 50 basis poin lagi di bulan Juni menjadi 1,5% - 1,75%.

Sementara itu Jumat pekan lalu Presiden Jokowi mengumumkan melarang ekspor CPO.

Keputusan tersebut ditetapkan Jokowi setelah memimpin rapat terbatas mengenai pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, utamanya minyak goreng dalam negeri.

Kebijakan ini akan berlaku mulai 28 April 2022, hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Saya akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng melimpah dengan harga terjangkau," kata Jokowi dalam keterangan pers lewat akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (22/4/2022).

"Hari ini saya telah memimpin rapat tentang pemenuhan kebutuhan pokok rakyat utamanya yang berkaitan dengan ketersediaan minyak goreng di dalam negeri. Dalam rapat tersebut telah saya putuskan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng," kata Presiden.

CPO merupakan salah satu komoditas ekspor andalan yang membantu neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus dalam 23 bulan beruntun, serta membuat transaksi berjalan (current account) juga surplus di tahun lalu.

Surplus transaksi berjalan tersebut menjadi fundamental penting dalam menjaga stabilitas rupiah.

Dengan dilarangnya ekspor CPO, maka pendapatan ekspor tentunya akan merosot. Putera Satria Sambijantoro, ekonom Bahana Sekuritas memperkirakan Indonesia bisa kehilangan US$ 3 miliar atau Rp 42,9 triliun belum dengan pajak ekspor.

"Setiap bulan, CPO dan produk turunannya menyumbang USD3 miliar dari ekspor Indonesia, selain Rp 4 triliun dari pendapatan pajak ekspor," ujar Satria.

Penurunan pendapatan tersebut jika berlangsung lama tentunya bisa menyeret neraca perdagangan kembali ke defisit, begitu juga dengan transaksi berjalan yang pada ahirnya berdampak negatif bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS