99% The Fed Bakal Kerek Suku Bunga 50 Bps, Rupiah Siap?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 April 2022 07:40
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sama seperti beberapa pekan terakhir, rupiah masih bergerak tipis-tipis saja melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada minggu lalu. total dalam 5 hari perdagangan rupiah melemah tipis 0,09% melawan dolar AS ke Rp 14.356/US$.

Pergerakan yang sama masih bisa terjadi di awal pekan ini, Senin (25/4/2022), dan ada risiko rupiah kembali melemah. Sebabnya, indeks dolar AS yang terus ngegas.

Sepanjang pekan lalu indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melesat 0,9% ke 101,22 yang merupakan level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Beberapa pejabat The Fed sudah menunjukkan dukungan untuk bertindak lebih agresif guna melandaikan inflasi membuat dolar AS terus melesat. Bahkan, salah satu Presiden The Fed Minneapolish, Neel Kashkari, pejabat elit yang paling dovish kini membuka peluang kenaikan suku bunga lebih agresif.

Berdasarkan perangkat Fed Watch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 99,6% The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) menjadi 0,75% - 1% pada 4 Mei mendatang (waktu setempat).

fedFoto: CME Group

Selain itu, ada probabilitas sebesar 70% The Fed akan menaikkan 50 basis poin lagi di bulan Juni menjadi 1,5% - 1,75%.

Meski demikian, pelaku pasar sebenarnya sudah menakar kemungkinan kenaikan 50 basis poin di bulan Mei, sehingga meskipun dolar AS mendapat tenaga, tetapi penguatannya tidak akan besar. Rupiah masih akan bergerak tipis-tipis saja seperti yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. 

Ketua The Fed, Jerome Powell juga melihat jika investor sudah price in, dengan menyebut mereka bereaksi dengan tepat secara umum, tidak ada gejolak berlebihan di pasar finansial.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di kisaran rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200. Ketiga MA tersebut bergerak mendatar, yang menjadi indikasi rupiah bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat kemana arah rupiah dalam jangka menengah salah satu level tersebut harus ditembus.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik dan masih jauh dari wilayah oversold atau pun overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun setelah nyaris mencapai wilayah overbought.

Rp 14.370/US$ menjadi resisten resisten terdekat dan penahan jika rupiah kembali melemah. Jika resisten tersebut ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.400/US$.
Sementara support terdekat di kisaran Rp 14.340/US$. Jika support tersebut ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.320/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular