Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (22/4/2022) akhir pekan lalu, meski pelemahannya cenderung terpangkas setelah sempat ambruk lebih dari 1%.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,7% ke level 7.225,606. IHSG pun sempat ambruk lebih dari 1% pada perdagangan sesi I dan berlanjut pada sesi II Jumat lalu. Tetapi di sesi pre-closing, IHSG mampu memangkas koreksinya.
Nilai transaksi indeks pada Jumat lalu mencapai sekitaran Rp 39 triliun dengan melibatkan 37 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 156 saham menguat, 372 saham melemah, dan 164 saham flat.
Meski begitu, sepanjang pekan lalu, IHSG masih mencatatkan penguatan yakni menguat 0,2% secara point-to-point. Dengan ini, secara mingguan, IHSG mampu ditutup menguat selama 8 minggu beruntun.
Investor asing pun kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 2,23 triliun di pasar reguler, dengan rincian sebesar Rp 1,39 triliun di pasar reguler dan sebesar Rp 839,65 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Di tengah jatuhnya IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham emiten menara telekomunikasi yakni PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) masih berada di jajaran top gainers pada Jumat lalu, di mana harga sahamnya melonjak 20% ke level Rp 50.550/saham.
Nilai transaksi saham SUPR pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 417,99 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya mencapai 8.600 lembar saham.
Saham SUPR pun semakin mahal dari nominalnya setelah harga sahamnya mengalami penguatan. Bahkan kini, harga saham SUPR pun menjadi yang paling mahal di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana sebelumnya diduduki oleh saham emiten energi yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).
Selain saham SUPR, adapula saham emiten leasing dan multifinance yakni PT Fuji Finance Indonesia Tbk (FUJI), yang harganya melesat 14,75% ke posisi harga Rp 700/saham.
Nilai transaksi saham FUJI pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 48,68 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya mencapai 76.000 lembar saham.
Sebelumnya, FUJI berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih pada tahun 2021 sebesar 87,84% menjadi Rp 9,2 miliar, dari sebelumnya pada tahun 2020 sebesar Rp 4,9 miliar.
Kenaikan laba bersih FUJI ditopang oleh pendapatan perseroan yang juga mengalami kenaikan menjadi Rp 15,67 miliar atau naik 52,56%. Sedangkan, pendapatan dari pembiayaan berkontribusi sebesar Rp 11,7 miliar.
Selain saham SUPR dan FUJI, adapula saham emiten produsen pupuk yakni PT Saraswanti Anugerah MakmurĀ Tbk (SAMF), di mana harga saham SAMF melesat 12,68% ke level Rp 800/saham.
Nilai transaksi saham SAMF pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 20,11 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan mencapai 25,24 juta lembar saham.
Melesatnya harga saham SAMF memang sudah terjadi sejak Kamis pekan lalu, di mana salah satu faktor penopangnya adalah perseroan yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih dan penjualan pada tahun 2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba tahun berjalan SAMF meningkat 45,2% menjadi Rp 171,14 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 117,86 miliar pada tahun 2020.
SAMF juga berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,85 triliun pada tahun 2021. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 31,44% dari tahun 2020 yang sebesar Rp 1,4 triliun.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, ada juga beberapa saham yang menjadi top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Di posisi pertama terdapat saham emiten sektor informasi dan komunikasi penyedia solusi perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP), Custom Application Development (CAD) yakni PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) yang harganya ambruk 9,86% ke level Rp 256/saham.
Nilai transaksi saham RUNS pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 618,77 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,37 juta lembar saham.
Belum diketahui mengapa saham RUNS menjadi top losers kemarin. Namun, BEI telah meminta alasan terjadinya volatilitas transaksi yang menyebabkan harganya ambruk nyaris 10%. Pada Kamis pekan lalu, manajemen RUNS sendiri telah menanggapi soal volatilitas transaksi saham perusahaan.
Pihak RUNS pun menjawab hingga saat ini, perusahaan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan selain dari Keterbukaan Informasi yang telah disampaikan perseroan kepada publik.
Selain itu, RUNS juga mengaku belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat. Manajemen RUNS juga sampai dengan saat ini belum ada rencana apapun dari pemegang saham utama terkait kepemilikan sahamnya di perseroan.
Selain itu, ada pula saham emiten karoseri truk yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), yang harganya ambruk 6,96% ke posisi harga Rp 214/saham pada Jumat lalu. Saham HOPE pun terkena batas auto rejection bawah (ARB).
Nilai transaksi saham HOPE pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 181,81 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 767,39 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham HOPE sebesar Rp 273,07 juta di pasar reguler.
Saham HOPE pun ambruk dan menyentuh ARB setelah sahamnya di buka kembali (unsuspend) oleh BEI. Sebelumnya pada Kamis lalu, saham HOPE pun sempat disuspensi oleh BEI karena harganya sudah bergerak cukup liar.
Hal tersebut dilakukan bursa dalam rangka cooling down seiring terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham HOPE. Suspensi saham HOPE tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
Sebelum dilakukan suspensi, harga saham HOPE memang melonjak luar biasa. Dalam sebulan terakhir saja, harganya sudah melesat hingga 201,41%, sehingga BEI melakukan suspensi pada Kamis lalu dinilai sudah wajar.
Selain saham HOPE, saham emiten batu bara sekaligus anak usaha dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pun kembali masuk ke dalam jajaran top gainers Jumat pekan lalu. Sebelumnya, saham ADMR sudah masuk ke top losers sejak Kamis lalu.
Saham ADMR ditutup ambrol 6,92% ke posisi Rp 2.420/saham. Nilai transaksi saham ADMR mencapai Rp 512,77 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan mencapai 207,68 juta lembar saham. Investor asing masih mengoleksi saham ADMR sebanyak Rp 71,02 miliar di seluruh pasar
Meski ambruk dan menyentuh level ARB selama dua hari beruntun, tetapi dalam sebulan terakhir, harganya masih melesat hingga 11,46%.
Setelah sahamnya melesat hingga 2.890% sejak IPO hingga Rabu lalu, investor mulai melepasnya karena dinilai harganya sudah cukup tinggi.
Saham yang dikuasai oleh emiten batu bara milik pengusaha sekaligus kakak dari Menteri BUMN yakni Garibaldy 'Boy' Thohir ini mengawali debutnya sebagai perusahaan go-public pada 3 Januari 2022.
Saham ADMR ditawarkan seharga Rp 100/unit saat IPO. Namun pada penutupan perdagangan Rabu lalu, harganya ditutup di Rp 2.990/unit. Artinya sejak IPO hingga Rabu lalu, saham ADMR telah melesat hingga 2.890%.
Secara nominal, harga saham ADMR tidak terlalu jauh dari saham induknya yaitu ADRO yang ditutup di level Rp 3.210/unit pada perdagangan Jumat pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA