Harga Timah Anjlok Nyaris 2%, China Jadi Biang Kerok

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 22/04/2022 19:14 WIB
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah tumbang diterjang Covid-19 di China. Para pelaku pasar khawatir negara konsumen terbesar timah tersebut mengurangi permintaannya.

Pada Jumat (22/4/2022) pukul 16.30 WIB harga timah dunia tercatat US$ 42.050, anjlok 1,89% dibandingkan dengan harga penutupan Kamis.


Pemerintah Shanghai batal melonggarkan karantina wilayah (lockdown). Buktinya pihak berwenang pusat keuangan China itu, makin gencar meluncurkan putaran baru pengujian di seluruh kota.

Bahkan, otoritas telah memperingatkan penduduk bahwa lockdown hanya akan dicabut bertahap dengan syarat. Yakni setelah penularan diberantas.

Dalam pengumuman resmi di WeChat, pemerintah kota mengatakan sebenarnya epidemi menunjukkan tren positif. Namun, kehidupan dapat segera kembali normal selama orang-orang mematuhi aturan ketat untuk mengekang penyebaran Covid-19.

"Tujuan kami adalah untuk mencapai komunitas zero-Covid sesegera mungkin," kata pemerintah dikutip Reuters, Jumat (22/4/2022).

"Ini adalah indikasi penting bahwa kita memenangkan pertempuran besar dan sulit melawan epidemi ini ... sehingga kita dapat memulihkan produksi normal dan tatanan kehidupan."

Sementara itu, hari ini Shanghai melaporkan 15.698 kasus baru Covid-19, di mana, kasus dengan gejala tercatat 1.931. Sepanjang pekan ini, setidaknya 11 orang meninggal karena Covid-19.

Lockdown di Shanghai dikhawatirkan akan menghambat permintaan timah dan menekan laju harganya.

China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga timah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Perang Dagang, Produsen Kemasan Kertas RI Tembus Pasar AS